Saturday, December 22, 2007

Tentang Ibu Kartini

Sosok Kartini adalah metamorfosis seorang muslimah dalam menemukan jalan kepada agamanya. Melalui surat-suratnya yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya kita dapat melihat proses perjalanan dan pemikiran Kartini saat itu. Bagaimana Kartini memandang dakwah islam dalam keluarga, pendidikan untuk wanita yang saat itu termarjinalisasi, pandangannya tentang poligami hingga masalah misi zending dan kristenisasi.

Latar Keluarga
Kartini lahir dari keluarga ningrat Jawa. Ayahnya pada mulanya adalah wedana di Mayong, R.M.A.A. Sosroningrat namanya. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristrikan seorang bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan R.A. Woerjan, keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, ayah Kartini diangkat menjadi bupati Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowirokromo.

Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Kartini adalah keturunan keluarga yang cerdas. Kakeknya Pangeran Ario Tjondronegoro IV diangkat menjadi bupati pada usia 25 tahun.Kakaknya, Sosrokartono adalah seorang jenius dalam bidang bahasa. Dalam waktu singkat pendidikannya di Belanda, dia berhasil menguasai 26 bahasa, yaitu 17 bahasa Timur dan 9 bahasa Barat.

Belajar Islam
"Mengenai agamaku—Islam—Stella, aku harus menceritakan apa? Agama Islam melarang umatnya mendiskusikannya dengan umat agama lain. Lagi pula sebenarnya agamaku karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku kalau aku tidak mengerti, tidak boleh memahaminya? Al-Quran terlalu suci, tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun. Di sini tidak ada orang yang mengerti bahasa Arab. Di sini orang diajar membaca Al-Quran tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Kupikir, pekerjaan orang gilakah, orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibacanya itu. Sama saja halnya seperti engkau mengajarkan aku buku bahasa Inggris, aku harus hafal kata demi kata, tetapi tidak satu patah kata pun yang kau jelaskan kepadaku apa artinya. Tidak jadi orang sholeh pun tidak apa-apa, asalkan jadi orang yang baik hati, bukankah begitu Stella?" [Surat Kartini kepada Stella, 6 November 1899]

Dalam belajar Islam di waktu kecil, boleh jadi Kartini mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan. Ia pernah dimarahi guru ngajinya lantaran senantiasa menanyakan makna dari ayat-ayat Al-Quran yang dia baca. Kejadian itu memunculkan penolakan pada diri Kartini. "Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlunya dan apa manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Al-Quran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya, dan jangan-jangan guru-guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepadaku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa, kitab yang mulia itu terlalu suci sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya. [Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 15 Agustus 1902]

Sampai suatu ketika Kartini berkunjung ke rumah pamannya—Pangeran Ario Hadiningrat—seorang Bupati di Demak. Kartini ikut mendengarkan pengajian bulanan bersama para raden ayu yang lain, dari balik tabir. Kartini tertarik pada materi pengajian tafsir Al-Fatihah yang disampaikan Kyai Haji Mohammad Sholeh bin Umar, seorang ulama besar dari Darat, Semarang,. Kyai Sholeh Darat ini –demikian ia dikenal—sering memberikan pengajian di berbagai kabupaten di sepanjang pesisir utara.

Setelah selesai acara pengajian Kartini mendesak pamannya agar bersedia menemaninya untuk menemui Kyai Sholeh Darat. Inilah dialog antara Kartini dan Kyai Sholeh Darat, yang ditulis oleh Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat :
"Kyai, perkenankanlah saya menanyakan sesuatu. Bagaimana hukumnya apabila seorang yang berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?" Tertegun Kyai Sholeh Darat mendengar pertanyaan Kartini yang diajukan secara diplomatis itu.
"Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?"
. Kyai Sholeh Darat balik bertanya, sambil berpikir kalau saja apa yang dimaksud oleh pertanyaan Kartini pernah terlintas dalam pikirannya.
"Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kepada Allah, namun aku heran tak habis-habisnya, mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al-Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?"

Setelah pertemuannya dengan Kartini, Kyai Sholeh Darat tergugah untuk menterjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Jawa. Pada hari pernikahan Kartini, Kyai Sholeh Darat menghadiahkan kepadanya terjemahan Al-Quran (Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran), jilid pertama yang terdiri dari 13 juz. Mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim.

Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya. Tapi sayang tidak lama setelah itu Kyai Sholeh Darat meninggal dunia, sehingga Al-Quran tersebut belum selesai diterjemahkan seluruhnya ke dalam bahasa Jawa. Kalau saja Kartini sempat mempelajari keseluruhan ajaran Islam (Al-Quran) maka tidak mustahil ia akan menerapkan semaksimal mungkin semua hal yang dituntut Islam terhadap kemuslimahannya.

Dari Kegelapan kepada Cahaya
Kartini menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa ALLAH-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur). Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-kata Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada cahaya karena Kartini merasakan sendiri proses perubahan dirinya. Dalam surat-suratnya kemudian, Kartini banyak sekali mengulang-ulang kalimat "Dari Gelap Kepada Cahaya" ini. (Sayangnya, istilah "Dari Gelap Kepada Cahaya" yang dalam Bahasa Belanda adalah "Door Duisternis Tot Licht" menjadi kehilangan maknanya setelah diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan istilah "Habis Gelap Terbitlah Terang").

Mr. Abendanon yang mengumpulkan surat-surat Kartini menjadikan kata-kata tersebut sebagai judul dari kumpulan surat Kartini. Tentu saja ia tidak menyadari bahwa kata-kata tersebut sebenarnya dipetik dari Al-Qur'an. Kata "Minazh-Zhulumaati ilan-Nuur". dalam bahasa Arab tersebut, tidak lain, merupakan inti dari dakwah Islam yang artinya: membawa manusia dari kegelapan (jahiliyyah atau kebodohan) ke tempat yang terang benderang (petunjuk, hidayah atau kebenaran).

Pendidikan untuk Wanita
Klimaksnya, hidayah itu membuatnya bisa merumuskan arti pentingnya pendidikan untuk wanita, bukan untuk menyaingi kaum laki-laki seperti yang diyakini oleh kebanyakan pejuang feminisme dan emansipasi, namun untuk lebih cakap menjalankan kewajibannya sebagai ibu. Kartini menulis: "Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. " [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902].

Pikiran beliau ini mengalami perubahan bila dibandingkan dengan pada waktu fase sebelum hidayah, yang lebih mengedepankan keinginan akan bebas, merdeka, dan berdiri sendiri. Kartini menulis: "Jika saja masih anak-anak ketika kata-kata "Emansipasi" belum ada bunyinya, belum berarti lagi bagi pendengaran saya, karangan dan kitab-kitab tentang kebangunan kaum putri masih jauh dari angan-angan saja, tetapi dikala itu telah hidup di dalam hati sanubarai saya satu keinginan yang kian lama kian kuat, ialah keinginan akan bebas, merdeka, berdiri sendiri. " [Surat Kartini kepada Nona Zeehandelaar, 25 Mei 1899].

Merindukan Kebangkitan Islam
Pasca mempelajari Islam, terjadi perubahan sikap beliau terhadap Barat yang tadinya dianggap sebagai masyarakat yang paling baik dan dapat dijadikan contoh. Kartini menulis, "Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?" [Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902].

Dan yang lebih penting lagi, beliau menjadi sadar terhadap upaya kristenisasi secara terselubung yang dilakukan oleh teman-temannya. Kartini menulis, "Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka kristenisasi?… Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri untuk memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya. Pendek kata, boleh melakukan Zending, tetapi jangan mengkristenkan orang. Mungkinkah itu dilakukan?" [Surat Kartini kepada E. E. Abendanon, 31 Januari 1903].

"Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai." [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]

Akhir hayat Kartini
Allah Subhanahu wa Ta`ala Maha Berkehendak dengan menggariskan hidup Kartini yang terbilang cukup pendek, 25 tahun, yaitu empat hari setelah melahirkan putranya, R. M. Soesalit. Lengkap sudah perjuangan Kartini dengan menjadi Ibu.Akhirnya pejuangan pendidikan itupun berpulang kepada Sang Pencipta.

ALLAH jua mentakdirkan hidup Kyai Sholeh Darat tidak cukup panjang untuk menuntaskan buku tafsir Al-Qur'an dalam bahasa Jawanya, sehingga informasi mengenai Al-Qur'an yang diterima oleh Ibu Kartini masih terbatas. "Manusia itu berusaha, Allah-lah yang menentukan. " [Surat Kartini kepada Ny.
Ovink Soer, Oktober 1900].

Namun sebenarnya itu sudah cukup untuk memberikan gambaran bagaimana sebenarnya visi Kartini sebagai sosok muslimah, terutama pada masa-masa akhir hidupnya, yaitu fase selama dan pasca hidayah. Itu pun juga cukup bagi kita untuk bisa memahami mengapa beliau pada akhirnya merasa ikhlas menjadi isteri keempat Bupati Rembang, yang kemudian suaminya turut mendukung semua cita-cita perjuangannya dalam pendidikan terhadap kaum wanita, yaitu dengan mendirikan sekolah wanita di Kabupaten Rembang. Kartini menulis mengenai suaminya, "Akan lebih banyak lagi yang saya kerjakan untuk bangsa ini bila saya ada di samping seseorang laki-laki yang cakap, yang saya hormati, yang mencintai rakyat rendah sebagai saya juga. Lebih banyak, kata saya, daripada yang dapat kami usahakan sebagai perempuan yang berdiri sendiri. " [Habis Gelap Terbitlah Terang, hlm. 187].


Pesan Kartini
Kartini meninggalkan pesan kepada kaum wanita di dalam suratnya : "Pergilah. Laksanakan cita-citamu. Kerjalah untuk hari depan. Kerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas dibawah hukum yang tidak adil dan paham-paham yang palsu tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Pergi. Pergilah. Berjuanglah dan menderitalah, tetapi bekerjalah untuk kepentingan yang abadi" [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]

Semoga pesan ini dapat dilaksanakan oleh semua wanita Indonesia, bukan untuk mengedepankan entitas gender semata akan tetapi demi majunya peradaban dan pemikiran, khususnya pendidikan bagi wanita dan Islam pada umumnya.

Dikumpulkan dari
http://fsrmy.net/utama/index.php/2007/04/18/belajar-dari-sejarah-kartini/
http://mtamim.wordpress.com/2007/09/17/kartini-dan-islam/
http://hasdiputra.blogspot.com/2007/04/kartini-ingin-menjadi-muslimah-sejati.html
http://prabu.telkom.us/2007/05/09/menelusuri-jejak-kartini/

Monday, December 17, 2007

Public Lectures

This week I attended two of public lectures presented by Dorodjatun Kuntoro Jakti (ex Coordinating Minister for Economic Affairs of Megawati Era) and Arief Budiman (Professor of University of Melbourne and Indonesian Scholar). From the first lecture, I obtained information on Indonesia economy transformation since 1997 post-crisis until 2007.
The second lecture was about Civil Society in Indonesia.
It was an interesting event held by Indonesian Society in Monash University.

Saturday, November 24, 2007

Thinking ahead on MBA?

Are you
- thinking to get a business degree?
- pursue study in Australia?
- dream of MBA life?
- shifting career?
- want to get information about Melbourne Business School?
and have no one to ask for above questions..

Don't hesitate to discuss with me by leaving your message in comment section and start to jump ahead for your better future..

Oshi

Tuesday, November 06, 2007

Melbourne Cup Day 2007

When : Melbourne Cup Day is fixed for the first Tuesday in November

Today is a big day for Melburnian, because there is an important event held and people all over Melbourne come and enjoy their time. It is Melbourne Cup Day.

Melbourne Cup is a horse racing championship. According to Victorian Government, Melbourne cup first held in 1861 and successively become a part of Melbourne Culture. Melbourne cup day officially is public holiday, where all people are encourage to watch this event with their families.

Today's champion is number 6 , Efficient (10) 54.5kg.
Trainer: Graeme Rogerson. Jockey: Steve Arnold.

But it is not happen to my campus community, because we're still have class rolling and things that we can do is watch the race from the projector inside class !!

Monday, November 05, 2007


There will be a national event in Melbourne this week, where in this event is an opportunity we can advertise our richness of culture and also to attract people to invest their business in Indonesia.

For me, it is a perfect time to meet with other Indonesian, and of course to taste Indonesian food made by real Indonesian ..


Festival Indonesia
10 - 11 November 2007
10am - 8pm
Waterfront City Pavilion and Piazza
Docklands Drive, Melbourne Docklands
MEL REF 2E D4

Free shuttle bus from CBD-Docklands.
Bisa juga naik tram 48, tram 86, tram 70, atau city circle.

Website

Sunday, November 04, 2007

I love you !




How to say "I love you" in your language?

0. Bahasa Indonesia - Aku cinta padamu......
1. Afrikaans - Ek is lief vir jou
2. Albanian - Te dashoroj
3. Algerian - Kanbghik
4. Arabic, female to male - Ana behibak
5. Arabic, male to female - Ana Behibek
6. Armenian - Yar ounenal
7. Austrian - I hab di gean
8. Bangladeschi - Ami tomake valobashi
9. Bavarian - I mog di narrisch gern
10. Bengali - Aami tomaake bhaalo baashi
11. Bosnian - Volim te
12. Bulgarian - Obicham te
13. Burmese - Chit pa te
14. Cambodian - Bon sro lanh oon
15. Cantonese - Ngo ai ni
16. Corsican - Ti tengu cara
17. Croatian - Ja te volim
18. Czech - Miluji te
19. Danish - Jeg elsker dig
20. Dutch - Ik hou van je
21. Esperanto - Mi amas vin
22. Estonian - Mina armastan sind
23. Ethiopian - Afgreki
24. Farsi - Tora dost daram
25. Filipino - Mahal kita
26. Finnish - Minä rakastan sinua
27. French - Je t'aime
28. Gaelic - Tá mé i ngrá leat - pronounced "taa may ee ngraw lat"
29. German - Ich liebe dich
30. Greek - Eime eroteumos mazi sou
31. Hawaiian - Aloha wau ia oi
32. Hebrew, female to male - Ani ohevet otcha
33. Hebrew, male to female - Ani ohev otach
34. Hindi, female to male - Mai tumase pyar karati hun
35. Hindi, male to female - Mai tumase pyar karata hun
36. Hungarian - Szeretlek
37. Icelandic - Eg elska thig
38. Italian - Ti amo
39. Japanese - Kimi o ai shiteru
40. Korean - Dangsinul saranghee yo
41. Kurdish - Ez te hezdikhem
42. Laotian - Khoi huk chau
43. Latin - Te amo
44. Latvian - Es tevi milu
45. Lebanese - Bahibak
46. Macedonian - Te sakam
47. Malay - Saya cinta pada mu
48. Mandarin - Wo ai ni
49. Moroccan - Kanbhik
50. North American Native Indian, Apache - Sheth she~n zho~n - nazalized vowel sounds
51. North American Native Indian, Cheyenne - Ne mohotatse
52. North American Native Indian, Chickasaw - Chiholloli - first "i" is nasalized
53. North American Native Indian, Hopi - Nu' umi unangw'ta
54. North American Native Indian, Mohawk - Konoronhkwa
55. North American Native Indian, Navajo - Ayor anosh'ni
56. North American Native Indian, Sioux - Techihhila
57. North American Native Indian, Zuni - Tom ho' ichema
58. Norwegian - Jeg elsker deg
59. Pakistani - Mujhe tumse muhabbat hai
60. Persian - Tora dost daram
61. Pig Latin - Ie ovele ouye
62. Polish - Kocham cie
63. Portuguese - Eu te amo - pronounced "eiu chee amu"
64. Romanian - Te iubesc
65. Russian - Ya tyebya lyublyu
66. Samoan - Ou te alofa outou
67. Serbian - Ja vas volim
68. Spanish - Te amo
69. Swahili - Nakupenda
70. Swedish - Jag älskar dig
71. Swiss-German - Ch'ha di ga"rn
72. Syrian Bhebbek
73. Tahitian - Ua here au ia oe
74. Thai - Phom rak khun
75. Tunisian - Ha eh bakn
76. Turkish - Seni seviyorum
77. Ukranian - Ya tebe kokhayu
78. Urdu - Main tumse muhabbat karta hoon
79. Vietnamese - Toi yeu em
80. Vulcan - Wani ra yana ro aisha
81. Welsh - Rwy'n dy garu di
82. Yiddish - Ikh hob dikh lib
83. Yugoslavian - Ja te volim
84. Zulu - Mena tanda wena
85. Zuni - Tom ho' ichema

Saturday, November 03, 2007

Oshi Castle in Saitama, Japan





I am browsing over internet and read on Japan prefectures, suddenly jump up into one of the website that mention my name as a national heritage. It is Oshi castle.

Yes, it is true..but of course it isn't mine :)

Where : Honmaru, Gyoda-shi, Saitama
Admission fee : 200 yen

History :
Oshi castle or Oshi-jo was completed by Narita Akiyasu around 1479. The Narita family ruled over the area of Gyoda for about 100 years until the castle fell to forces loyal to Hideyoshi in his assault on the Kanto area. Oshi-jo was considered to be well designed in that it made use of the many marshes and swamplands in the surrounding area to its defense. These marshes proved to be valuable defenses in the initial attack by Ishida Mistunari.


Ishida Mistunari brought 23,000 troops to take control of Oshi-jo after having defeated Tatebayashi-jo just three days earlier. Compared to this legion of seasoned warriors, Oshi-jo had a complement of approximately 619 samurai and another 2,000 soldiers made up of local farmers and townspeople. With the help of the natural defenses provided by the area, these people amazingly held off Mitsunari's army and forced him to regroup and consider a different approach

Just as Mitsunari was defeated by the swamplands surrounding Oshi-jo and Gyoda, he devised a new plan to make use of nature himself. He put his samurai to work building walls and in 6 days they completed 28 kilometers of walls to divert the water of two local rivers into the town to flood the castle. This water assault began on July 6 and the heavy rains of the rainy season also aided in Mitsunari's efforts to flood the town. However, since the castle was built on a slightly higher elevation, it remained undamaged.

During this time, Narita Ujinaga, the master of Oshi-jo, had actually been fighting with the Hojo at Odawara while his younger brother Nagachika defended the castle. Once Odawara fell to Hideyoshi, Ujinaga sent word to Nagachika to surrender the castle. After the Tokugawa moved to Edo, Oshi-jo fell under the control of Ieyasu who placed his fourth son Tadayasu in charge.

This tenshu was actually reconstructed in the original Sannomaru.

Interesting isn't it, finding your name become one of the historical place's where people come to visit. Someday, I will come to Saitama and take my picture in front of Oshi Castle :)

picture1: main castle

picture2: bell tower

picture3: bridge

Source : Japan Tourist Organization, Japan Castle


Wednesday, October 31, 2007

Movie: Muslims in Australia




About Muslims in Australia film:

Synopsis:
Take a journey and discover how deep Muslim history runs in Australia.
Discover the earliest contact that dates back to the 1600s, their connection with the indigenous population and the rich contribution they made.
Meet People, visit places, learn about Islam and witness how knowledge turns stereotypes and misconceptions around.
The film covers the following topics:
  • Level of knowledge on Islam and Muslims,
  • Early Indonesian contact,
  • The Afghan cameleers,
  • First Mosques in Australia,
  • Islam and Aboriginals,
  • Muslims of Today,
  • Islam and new Muslims,
  • The Hijab issue,
  • Halal economic impact,
  • Uniting against Racism, and more…



OFFICIAL SCREENING details:
MELBOURNE:
7 PM SATURDAY
24 TH NOVEMBER
COPLAND LECTURE THEATRE
MELBOURNE UNIVERSITY MELWAYS: 43 G3

SYDNEY:
AL-AZHAR MOSQUE
172B BURWOOD ROAD BELMORE
8 PM* SUNDAY
25 TH NOVEMBER

GLOBAL ISLAMIC YOUTH CENTRE
265 GEORGE STREET LIVERPOOL
8 PM* TUESDAY
27 TH NOVEMBER
For further, please visit :

http://www.muslimsinaustralia.com/mina/

http://au.youtube.com/MUSLIMSinAUSTRALIA

Monday, October 29, 2007

Finally

Finally the mid term finish...

The tests really knock me out in terms of everything.
At least I learn so many things about how to strategize my study here and tackle down the exam.

It is not just how you study, read all materials, answer the questions completely.
But, you should have STRONG CONCEPT for what lies behind all of them.
Otherwise, you will be completely lost when facing the questions.

One month from now I will have final exam, and I promise to myself that I will give full devotion from now to prepare for the final.

Banzai !!

Sunday, October 28, 2007

You can do it !

You can do it !
No matter how hard the problem
you face
You always accomplish them
Even this one
It's just a small dirt
Lay down in your road
of success

You are yet to fail
Keep struggle !
Strive for the best !
We believe that you can do it !

Saturday, October 27, 2007

Time flies so fast

It's been quite a while since wrote in my blog.
I even a bit surprise when last week I had my first mid term exam.
It means that 7 weeks of study conducted and half of them to go to finish the 1st term,...what a time!
And now, I'm sitting in my room preparing for next monday exam, Managerial Economics. Pheww..

I am taking my lunch and browsing around from one blog to another, and suddenly I jumped to my own blog and see how out-to-date with this last 2 months.

Let me wrap up things that flew away within these two months

1. Day 1 Melbourne Aug 13
2. My birthday, Aug 19 and Edison is the first one remembered. A birthday in loneliness, no special cake, celebration, only contemplation
3. Day 1 Melbourne Business School Aug 20 : Full time MBA orientation for a week and followed by Career Days
4. World of Management Aug 28 - Sept 6. The first subject for MBA Students
5. Beginning of term 1 Sept 10. At least 13 weeks will be spent to finish 5 subjects in this term.
The subjects are :
  • Accounting for Manager,
  • Data and Decision,
  • Managerial Economics,
  • Financial Management,
  • Managing People for High Performance
Okay..I finish my lunch, it means that I have to go back to books..see you soon if I have time to update this blog..

Monday, October 08, 2007

Ramadhan almost ends



Nggak terasa ini sudah hari ke-26 Ramadhan..
Unfortunately, I am not fully maximized this year...

Eid Mubarak !
Taqobalallahu minna wa minkum
Taqobal ya Karim
Shiyamana wa shiyamakum
Waj'alna minal aidin wal faizin

Ya Allah, ballighna ila Romadhon yaumil qodim..

Wednesday, August 15, 2007

To Melbourne


Day-1 Melbourne (Aug 13, 2007)


"Today I arrive at Melbourne, after long hours in airplane and with intolerant cough finally I make it..Here I am, Melbourne !"

Boarded at around 8 PM- 9 PM the night before , the plane departed to Sidney. The flight took about 7 hours from Jakarta to Sidney and landed in Sidney at 6.45 AM. One hour transit in Kingsford Airport before continued to Melbourne at 8.20 AM . At 10 AM Qantas QF135 landed in Tullamarine.

Step outside from Tullamarine, at 11 AM, I saw happy and overwhelming faces waiting for me. They are Patricia Sonata and Zaki Mubarak. Two of my Ausaid friends. They are waiting for me for a half an hour before I complete custom and immigration checklists and ready to pick me up.

I will spent my first few weeks staying in one of Ausaid scholars residence, Mbak Shinta and Mas Agus, a kind and generous family that willing to share their room for me while I stay at Melbourne. Thanks Mbak, Mas!

I know that first time will be hard time to adjust, I will miss so many things back in Indonesia, my Mom, my Miu pussy cat, Epong, friends, food,.... and hundred of lists. But, I have friends here, Patrice, Zaki, Edison, Ingrid, Mas Agus, Mbak Shinta, they all help me to pass on my first moments with no trouble. I owed you a lot Friends !

And, the journey begins..





Monday, June 11, 2007

Penyembuhan Sakit Tulang Belakang

Pernah denger tentang ketok magic?
Mungkin agak berlebihan kalo gw bilang punggung pun bisa direparasi dengan metode ala ketok magic.
Tetapi, dengan metode chiropractic (kairoprektik), dengan pemijatan di bagian2 tertentu ternyata tulang belakang bisa kembali dinormalkan. Ini salah satu metode non-surgery yang cukup banyak mulai dilirik orang2 untuk menormalkan kembali masalah2 tulang belakang.

Di balik teori chiropractic, sebetulnya permasalahan tulang belakang diakibatkan karena pola dan perilaku kita dalam bergerak. Duduk membungkuk, bersandar ke samping, mengangkat beban dengan membungkuk, dll adalah sekian banyak pernyebab masalah2 tulang punggung. Gw sendiri merasa bahwa kebiasaan gw yang duduk bersandar males pas nonton TV, begitu juga posisi telungkup (tidur) di atas meja ternyata membawa perubahan ke tulang belakang gw saat ini. Mungkin banyak lagi kebiasaan2 buruk yang harus segera gw ubah agar tidak membuat tulang belakang gw semakin menderita di kemudian hari. Dengan pemijatan chiropractic, katanya akan dapat mengembalikan perlahan2 tulang belakang ke posisi normalnya dan permasalahan tersebut dapat diatasi.

Di bawah ini ada artikel2 tentang chiropractic, dan masih banyak lagi kalo search dari google.
Gak tau juga sih berapa persen tingkat keberhasilan dari teknik ini, tetapi siapa tau di sekeliling kita ada yang sudah pernah coba atau mungkin membutuhkan informasi ini.
Semoga bermanfaat.

-Oshi-


http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/021/kes1.html
http://jsofian.wordpress.com/2006/09/11/sekelumit-tentang-chiropractic/
http://mifamilia-titipan-allah.blogspot.com/2005/08/chiropractic_09.html
http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=07315&rubrik=teropong
http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0411/21/080138.htm

Chiropractor
Dr Richard S Kane
Dharmawangsa Square, The City Walk, 2nd Floo
r Unit 227-228
Jl. Dharmawangsa No. VI-IX, Jakarta 12730
Tel & Fax. +62 21 727 8070
8 ,7278 8355 , 7278 8266

dr. (TCM) Lee Chen Thung
Alamat: Shanghai Klinik
Pintu Air II, No. 29-A, Pecenongan, Jakarta Pusat 10120 Telp. (021) 352 1618, 350 4134, 350 4138

David Husband Chiropractic
Crystal Hotel Wellness Center
Jl. Terogong raya, Cilandak Barat Jakarta 12430
Tel. 7507095

Thursday, May 17, 2007

Buku "Management by Love"


Pada suatu kegiatan bersama Sampoerna Foundation Scholars, di Sawangan Depok tanggal 12 Mei 2007, dihadirkan seorang pembicara dari kalangan wanita pebisnis. Dia adalah Ibu Dr. Hj. Dewi Notik Pramono yang sudah malang melintang di dunia bisnis selama dua puluh tahun lebih dan juga sekaligus pendiri Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia.

Diskusi santai yang diadakan pada sore hari itu adalah sebuah kesempatan yang sangat berharga bagi saya. Karena walaupun saya saat itu cukup letih, tapi setelah mendengarkan uraian Ibu Dewi, malah memberikan motivasi dan semangat kepada saya. Apalagi di akhir sesi, saya dihadiahi buku oleh Ibu Dewi karena saya berinisiatif untuk bertanya dalam sesi tanya jawab. Buku itu berjudul "Management by Love" Membuat Suami dan Orang Lain mencintai kita.

Buku tersebut berisikan 34 bab yang disusun secara ringkas. Diterbitkan pertama kali pada medio 2005, dan hingga kini isinya masih sangat relevan dengan kondisi rumah tangga saat ini. Saya ingat ketika Ibu Dewi Motik menjawab pertanyaan tentang peran wanita karir, dia menyatakan rasa sedihnya terhadap kondisi yang dilihat di media tentang begitu maraknya perceraian di kalangan pesohor negeri ini. Mungkin saja, buku ini dikeluaran sebagai salah satu ikhtiar Beliau dalam menyebarkan pesan "Mencapai Kebahagiaan dalam Rumah Tangga". Sekaligus juga sebuah memoar akan "Kisah Cinta dalam Biduk Rumah Tangga" bersama Bapak Pramono Soekasno, yang telah menghasilkan 2 orang anak , Moza dan Dimaz.

Setelah membaca buku tersebut, saya melihat bahwa hal-hal yang disampaikan di dalam buku tersebut adalah hal-hal yang sepertinya sederhana. Walaupun begitu, karena gaya penulisan dan tutur katanya yang tidak menggurui membuat isinya berbobot, juga alurnya yang mengalir ringan membuatnya menarik untuk dibaca hingga akhir halaman.

Caption dari judul buku tersebut menyebutkan bahwa buku ini ditujukan untuk istri, akan tetapi setelah membaca isinya, menurut saya bahkan ini adalah buku yang layak dan recommended untuk dibaca para suami (atau kaum pria).

Di bawah ini, saya cuplik* secara acak tiga bagian (awal, tengah dan akhir) dari buku tersebut. Sekedar untuk menggambarkan bagaimana isi dari buku tersebut.

hal. 12
bab 4. Jadilah Pendengar yang baik
...Pada zaman sekarang banyak suami yang lebih sering curhat pada wanita lain sambil ngobrol-ngobrol di kafe. Terlepas dari tindakannya itu keliru, namun kalau kita telusur sebabnya, jangan-jangan semua itu akibat "kekeliruan" kita. Kita tidak menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhannya atau kita tidak sabar lagi menyimak keluh-kesahnya...

hal.44
bab 11. Pintu Rezeki itu Banyak
...Kalau kita mau berpikir jernih, sebetulnya dalam sebuah rumah tangga, uang suami maupun uang istri adalah sama-sama rezeki dari Tuhan yang dikaruniakan pada kita sekeluarga. Jalan masuknya bisa lewat pintu mana saja. Apakah melalui pintu suami atau pintu istri. Kalau kebetulan istri memperoleh rezeki lebih banyak, jangan lupa bahwa disini tetap ada andil suami yang meridhoi kita melangkah keluar rumah seraya mendoakan kita agar selamat...

hal 112
bab 28. Berikan Kejutan-kejutan Manis
...Selain suami, yang paling suka menerima kejutan adalah anak-anak. Setiap pulang dari kantor, apalagi pertemuan, biasanya mereka mengharapkan kita membawakan sesuatu buat mereka..Bukan harganya yang mereka pikirkan, melainkan perhatian kita. Jadi jangan segan memberikan kejutan manis buat keluarga maupun teman...

Satu hal lagi yang saya suka dari buku ini adalah, di setiap akhir bab Ibu Dewi menambahkan kutipan singkat*, namun sarat makna.
Contohnya:
- Ketika Adam sendirian di surga, Tuhan menciptakan baginya, bukan sepuluh teman, melainkan seorang istri yang baik.
- Kita tidak menikah dengan satu orang; kita menikahi tiga -- orang yang kita pikir siapa mereka, orang yang sesungguhnya, dan yang muncul sebagai hasil perkawinan kita

* hak cipta pada penulis buku "Management by Love" terbitan BIP Gramedia

Tuesday, May 08, 2007

A Shoulder to Cry On

Life is full of lots of up and downs,
And the distance feels further when you're headed for the ground,
And there’s nothing more painful than to let you're feelings take you down,
It's so hard to know the way you feel inside,
When there's many thoughts and feelings that you hide,
But you might feel better if you let me walk with you by your side,

And when you need a shoulder to cry on,
When you need a friend to rely on,
When the whole world is gone,
You won't be alone, cause I'll be there,
I'll be your shoulder to cry on,
I'll be there,
I'll be a friend to rely on,
When the whole world is gone,
You won't be alone, cause I'll be there.

All of the times when everything is wrong
And you're feeling like there's no use going on
You can't give it up
I'll help you work it out and carry on

Side by side, With you till the end
I'll always be the one to firmly hold your hand
no matter what is said or done
our love will always continue on

Everyone needs a shoulder to cry on
Everyone needs a friend to rely on
When the whole world is gone
You won't be alone cause I'll be there (ooh)
I'll be your shoulder to cry on
I'll be there (I’ll be there)
I'll be your friends to rely on
when the whole world was gone
you won't be alone
cause I'll be there (ooh)
You’ll have my shoulder to cry on
I'll be there (I’ll be there)
I’ll be the one to rely one
And when the whole world is gone
You won’t be alone
Cause I’ll be there!

And when the whole world is gone
You'll always have my shoulder to cry on....


-Song by Tommy Page-
to all my friends wherever you are now