Saturday, February 09, 2008

The Prayer

The Prayer

I pray You'll be our eyes
And watch us where we go
And help us to be wise
In times when we don't know
Let this be our prayer

As we loose our way
Lead us to a place
Guide us with Your Grace
To a place where we'll be safe

La luce che to dai
I pray we'll find your light
Nel cuore restero
And hold it in our hearts
A ricordarchi che
When stars go out each night

L'eterna stella sei
Nella mia preghiera
Let this be our prayer
Quanta fede c'e
when shadows fill our day

Lead us to a place
Guide us with Your grace
Give us faith so we'll be safe

Sognamo un mondo senza piu violenza
Un mondo di giustizia e di speranza
Ognuno dia la mano al suo vicino
Simbolo di pace e di fraternita

La forza che ci dai
We ask that life be kind
E'il desiderio che
And watch us from above
Ognuno trovi amore
We hope each soul will find
Intorno e dentro a se
Another soul to love

Let this be our prayer
Let this be our prayer
Just like every child
Just like every child

Needs to find a place,
Guide us with your grace
Give us faith so we'll be safe

E la fede che
Hai acceso in noi
Sento che ci salver

Saturday, December 22, 2007

Tentang Ibu Kartini

Sosok Kartini adalah metamorfosis seorang muslimah dalam menemukan jalan kepada agamanya. Melalui surat-suratnya yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya kita dapat melihat proses perjalanan dan pemikiran Kartini saat itu. Bagaimana Kartini memandang dakwah islam dalam keluarga, pendidikan untuk wanita yang saat itu termarjinalisasi, pandangannya tentang poligami hingga masalah misi zending dan kristenisasi.

Latar Keluarga
Kartini lahir dari keluarga ningrat Jawa. Ayahnya pada mulanya adalah wedana di Mayong, R.M.A.A. Sosroningrat namanya. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristrikan seorang bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan R.A. Woerjan, keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, ayah Kartini diangkat menjadi bupati Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowirokromo.

Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Kartini adalah keturunan keluarga yang cerdas. Kakeknya Pangeran Ario Tjondronegoro IV diangkat menjadi bupati pada usia 25 tahun.Kakaknya, Sosrokartono adalah seorang jenius dalam bidang bahasa. Dalam waktu singkat pendidikannya di Belanda, dia berhasil menguasai 26 bahasa, yaitu 17 bahasa Timur dan 9 bahasa Barat.

Belajar Islam
"Mengenai agamaku—Islam—Stella, aku harus menceritakan apa? Agama Islam melarang umatnya mendiskusikannya dengan umat agama lain. Lagi pula sebenarnya agamaku karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku kalau aku tidak mengerti, tidak boleh memahaminya? Al-Quran terlalu suci, tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun. Di sini tidak ada orang yang mengerti bahasa Arab. Di sini orang diajar membaca Al-Quran tetapi tidak mengerti apa yang dibacanya. Kupikir, pekerjaan orang gilakah, orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibacanya itu. Sama saja halnya seperti engkau mengajarkan aku buku bahasa Inggris, aku harus hafal kata demi kata, tetapi tidak satu patah kata pun yang kau jelaskan kepadaku apa artinya. Tidak jadi orang sholeh pun tidak apa-apa, asalkan jadi orang yang baik hati, bukankah begitu Stella?" [Surat Kartini kepada Stella, 6 November 1899]

Dalam belajar Islam di waktu kecil, boleh jadi Kartini mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan. Ia pernah dimarahi guru ngajinya lantaran senantiasa menanyakan makna dari ayat-ayat Al-Quran yang dia baca. Kejadian itu memunculkan penolakan pada diri Kartini. "Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlunya dan apa manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Al-Quran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya, dan jangan-jangan guru-guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepadaku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa, kitab yang mulia itu terlalu suci sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya. [Surat Kartini kepada E.E. Abendanon, 15 Agustus 1902]

Sampai suatu ketika Kartini berkunjung ke rumah pamannya—Pangeran Ario Hadiningrat—seorang Bupati di Demak. Kartini ikut mendengarkan pengajian bulanan bersama para raden ayu yang lain, dari balik tabir. Kartini tertarik pada materi pengajian tafsir Al-Fatihah yang disampaikan Kyai Haji Mohammad Sholeh bin Umar, seorang ulama besar dari Darat, Semarang,. Kyai Sholeh Darat ini –demikian ia dikenal—sering memberikan pengajian di berbagai kabupaten di sepanjang pesisir utara.

Setelah selesai acara pengajian Kartini mendesak pamannya agar bersedia menemaninya untuk menemui Kyai Sholeh Darat. Inilah dialog antara Kartini dan Kyai Sholeh Darat, yang ditulis oleh Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat :
"Kyai, perkenankanlah saya menanyakan sesuatu. Bagaimana hukumnya apabila seorang yang berilmu, namun menyembunyikan ilmunya?" Tertegun Kyai Sholeh Darat mendengar pertanyaan Kartini yang diajukan secara diplomatis itu.
"Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?"
. Kyai Sholeh Darat balik bertanya, sambil berpikir kalau saja apa yang dimaksud oleh pertanyaan Kartini pernah terlintas dalam pikirannya.
"Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat mengerti makna dan arti surat pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah menggetarkan sanubariku. Maka bukan buatan rasa syukur hati aku kepada Allah, namun aku heran tak habis-habisnya, mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al-Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab pimpinan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?"

Setelah pertemuannya dengan Kartini, Kyai Sholeh Darat tergugah untuk menterjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Jawa. Pada hari pernikahan Kartini, Kyai Sholeh Darat menghadiahkan kepadanya terjemahan Al-Quran (Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran), jilid pertama yang terdiri dari 13 juz. Mulai dari surat Al-Fatihah sampai dengan surat Ibrahim.

Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya. Tapi sayang tidak lama setelah itu Kyai Sholeh Darat meninggal dunia, sehingga Al-Quran tersebut belum selesai diterjemahkan seluruhnya ke dalam bahasa Jawa. Kalau saja Kartini sempat mempelajari keseluruhan ajaran Islam (Al-Quran) maka tidak mustahil ia akan menerapkan semaksimal mungkin semua hal yang dituntut Islam terhadap kemuslimahannya.

Dari Kegelapan kepada Cahaya
Kartini menemukan dalam surat Al-Baqarah ayat 257 bahwa ALLAH-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur). Rupanya, Kartini terkesan dengan kata-kata Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada cahaya karena Kartini merasakan sendiri proses perubahan dirinya. Dalam surat-suratnya kemudian, Kartini banyak sekali mengulang-ulang kalimat "Dari Gelap Kepada Cahaya" ini. (Sayangnya, istilah "Dari Gelap Kepada Cahaya" yang dalam Bahasa Belanda adalah "Door Duisternis Tot Licht" menjadi kehilangan maknanya setelah diterjemahkan oleh Armijn Pane dengan istilah "Habis Gelap Terbitlah Terang").

Mr. Abendanon yang mengumpulkan surat-surat Kartini menjadikan kata-kata tersebut sebagai judul dari kumpulan surat Kartini. Tentu saja ia tidak menyadari bahwa kata-kata tersebut sebenarnya dipetik dari Al-Qur'an. Kata "Minazh-Zhulumaati ilan-Nuur". dalam bahasa Arab tersebut, tidak lain, merupakan inti dari dakwah Islam yang artinya: membawa manusia dari kegelapan (jahiliyyah atau kebodohan) ke tempat yang terang benderang (petunjuk, hidayah atau kebenaran).

Pendidikan untuk Wanita
Klimaksnya, hidayah itu membuatnya bisa merumuskan arti pentingnya pendidikan untuk wanita, bukan untuk menyaingi kaum laki-laki seperti yang diyakini oleh kebanyakan pejuang feminisme dan emansipasi, namun untuk lebih cakap menjalankan kewajibannya sebagai ibu. Kartini menulis: "Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama. " [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902].

Pikiran beliau ini mengalami perubahan bila dibandingkan dengan pada waktu fase sebelum hidayah, yang lebih mengedepankan keinginan akan bebas, merdeka, dan berdiri sendiri. Kartini menulis: "Jika saja masih anak-anak ketika kata-kata "Emansipasi" belum ada bunyinya, belum berarti lagi bagi pendengaran saya, karangan dan kitab-kitab tentang kebangunan kaum putri masih jauh dari angan-angan saja, tetapi dikala itu telah hidup di dalam hati sanubarai saya satu keinginan yang kian lama kian kuat, ialah keinginan akan bebas, merdeka, berdiri sendiri. " [Surat Kartini kepada Nona Zeehandelaar, 25 Mei 1899].

Merindukan Kebangkitan Islam
Pasca mempelajari Islam, terjadi perubahan sikap beliau terhadap Barat yang tadinya dianggap sebagai masyarakat yang paling baik dan dapat dijadikan contoh. Kartini menulis, "Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik hal yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal-hal yang sama sekali tidak patut disebut sebagai peradaban?" [Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 27 Oktober 1902].

Dan yang lebih penting lagi, beliau menjadi sadar terhadap upaya kristenisasi secara terselubung yang dilakukan oleh teman-temannya. Kartini menulis, "Bagaimana pendapatmu tentang Zending, jika bermaksud berbuat baik kepada rakyat Jawa semata-mata atas dasar cinta kasih, bukan dalam rangka kristenisasi?… Bagi orang Islam, melepaskan keyakinan sendiri untuk memeluk agama lain, merupakan dosa yang sebesar-besarnya. Pendek kata, boleh melakukan Zending, tetapi jangan mengkristenkan orang. Mungkinkah itu dilakukan?" [Surat Kartini kepada E. E. Abendanon, 31 Januari 1903].

"Moga-moga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut disukai." [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]

Akhir hayat Kartini
Allah Subhanahu wa Ta`ala Maha Berkehendak dengan menggariskan hidup Kartini yang terbilang cukup pendek, 25 tahun, yaitu empat hari setelah melahirkan putranya, R. M. Soesalit. Lengkap sudah perjuangan Kartini dengan menjadi Ibu.Akhirnya pejuangan pendidikan itupun berpulang kepada Sang Pencipta.

ALLAH jua mentakdirkan hidup Kyai Sholeh Darat tidak cukup panjang untuk menuntaskan buku tafsir Al-Qur'an dalam bahasa Jawanya, sehingga informasi mengenai Al-Qur'an yang diterima oleh Ibu Kartini masih terbatas. "Manusia itu berusaha, Allah-lah yang menentukan. " [Surat Kartini kepada Ny.
Ovink Soer, Oktober 1900].

Namun sebenarnya itu sudah cukup untuk memberikan gambaran bagaimana sebenarnya visi Kartini sebagai sosok muslimah, terutama pada masa-masa akhir hidupnya, yaitu fase selama dan pasca hidayah. Itu pun juga cukup bagi kita untuk bisa memahami mengapa beliau pada akhirnya merasa ikhlas menjadi isteri keempat Bupati Rembang, yang kemudian suaminya turut mendukung semua cita-cita perjuangannya dalam pendidikan terhadap kaum wanita, yaitu dengan mendirikan sekolah wanita di Kabupaten Rembang. Kartini menulis mengenai suaminya, "Akan lebih banyak lagi yang saya kerjakan untuk bangsa ini bila saya ada di samping seseorang laki-laki yang cakap, yang saya hormati, yang mencintai rakyat rendah sebagai saya juga. Lebih banyak, kata saya, daripada yang dapat kami usahakan sebagai perempuan yang berdiri sendiri. " [Habis Gelap Terbitlah Terang, hlm. 187].


Pesan Kartini
Kartini meninggalkan pesan kepada kaum wanita di dalam suratnya : "Pergilah. Laksanakan cita-citamu. Kerjalah untuk hari depan. Kerjalah untuk kebahagiaan beribu-ribu orang yang tertindas dibawah hukum yang tidak adil dan paham-paham yang palsu tentang mana yang baik dan mana yang buruk. Pergi. Pergilah. Berjuanglah dan menderitalah, tetapi bekerjalah untuk kepentingan yang abadi" [Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902]

Semoga pesan ini dapat dilaksanakan oleh semua wanita Indonesia, bukan untuk mengedepankan entitas gender semata akan tetapi demi majunya peradaban dan pemikiran, khususnya pendidikan bagi wanita dan Islam pada umumnya.

Dikumpulkan dari
http://fsrmy.net/utama/index.php/2007/04/18/belajar-dari-sejarah-kartini/
http://mtamim.wordpress.com/2007/09/17/kartini-dan-islam/
http://hasdiputra.blogspot.com/2007/04/kartini-ingin-menjadi-muslimah-sejati.html
http://prabu.telkom.us/2007/05/09/menelusuri-jejak-kartini/

Monday, December 17, 2007

Public Lectures

This week I attended two of public lectures presented by Dorodjatun Kuntoro Jakti (ex Coordinating Minister for Economic Affairs of Megawati Era) and Arief Budiman (Professor of University of Melbourne and Indonesian Scholar). From the first lecture, I obtained information on Indonesia economy transformation since 1997 post-crisis until 2007.
The second lecture was about Civil Society in Indonesia.
It was an interesting event held by Indonesian Society in Monash University.

Saturday, November 24, 2007

Thinking ahead on MBA?

Are you
- thinking to get a business degree?
- pursue study in Australia?
- dream of MBA life?
- shifting career?
- want to get information about Melbourne Business School?
and have no one to ask for above questions..

Don't hesitate to discuss with me by leaving your message in comment section and start to jump ahead for your better future..

Oshi

Tuesday, November 06, 2007

Melbourne Cup Day 2007

When : Melbourne Cup Day is fixed for the first Tuesday in November

Today is a big day for Melburnian, because there is an important event held and people all over Melbourne come and enjoy their time. It is Melbourne Cup Day.

Melbourne Cup is a horse racing championship. According to Victorian Government, Melbourne cup first held in 1861 and successively become a part of Melbourne Culture. Melbourne cup day officially is public holiday, where all people are encourage to watch this event with their families.

Today's champion is number 6 , Efficient (10) 54.5kg.
Trainer: Graeme Rogerson. Jockey: Steve Arnold.

But it is not happen to my campus community, because we're still have class rolling and things that we can do is watch the race from the projector inside class !!

Monday, November 05, 2007


There will be a national event in Melbourne this week, where in this event is an opportunity we can advertise our richness of culture and also to attract people to invest their business in Indonesia.

For me, it is a perfect time to meet with other Indonesian, and of course to taste Indonesian food made by real Indonesian ..


Festival Indonesia
10 - 11 November 2007
10am - 8pm
Waterfront City Pavilion and Piazza
Docklands Drive, Melbourne Docklands
MEL REF 2E D4

Free shuttle bus from CBD-Docklands.
Bisa juga naik tram 48, tram 86, tram 70, atau city circle.

Website

Sunday, November 04, 2007

I love you !




How to say "I love you" in your language?

0. Bahasa Indonesia - Aku cinta padamu......
1. Afrikaans - Ek is lief vir jou
2. Albanian - Te dashoroj
3. Algerian - Kanbghik
4. Arabic, female to male - Ana behibak
5. Arabic, male to female - Ana Behibek
6. Armenian - Yar ounenal
7. Austrian - I hab di gean
8. Bangladeschi - Ami tomake valobashi
9. Bavarian - I mog di narrisch gern
10. Bengali - Aami tomaake bhaalo baashi
11. Bosnian - Volim te
12. Bulgarian - Obicham te
13. Burmese - Chit pa te
14. Cambodian - Bon sro lanh oon
15. Cantonese - Ngo ai ni
16. Corsican - Ti tengu cara
17. Croatian - Ja te volim
18. Czech - Miluji te
19. Danish - Jeg elsker dig
20. Dutch - Ik hou van je
21. Esperanto - Mi amas vin
22. Estonian - Mina armastan sind
23. Ethiopian - Afgreki
24. Farsi - Tora dost daram
25. Filipino - Mahal kita
26. Finnish - Minä rakastan sinua
27. French - Je t'aime
28. Gaelic - Tá mé i ngrá leat - pronounced "taa may ee ngraw lat"
29. German - Ich liebe dich
30. Greek - Eime eroteumos mazi sou
31. Hawaiian - Aloha wau ia oi
32. Hebrew, female to male - Ani ohevet otcha
33. Hebrew, male to female - Ani ohev otach
34. Hindi, female to male - Mai tumase pyar karati hun
35. Hindi, male to female - Mai tumase pyar karata hun
36. Hungarian - Szeretlek
37. Icelandic - Eg elska thig
38. Italian - Ti amo
39. Japanese - Kimi o ai shiteru
40. Korean - Dangsinul saranghee yo
41. Kurdish - Ez te hezdikhem
42. Laotian - Khoi huk chau
43. Latin - Te amo
44. Latvian - Es tevi milu
45. Lebanese - Bahibak
46. Macedonian - Te sakam
47. Malay - Saya cinta pada mu
48. Mandarin - Wo ai ni
49. Moroccan - Kanbhik
50. North American Native Indian, Apache - Sheth she~n zho~n - nazalized vowel sounds
51. North American Native Indian, Cheyenne - Ne mohotatse
52. North American Native Indian, Chickasaw - Chiholloli - first "i" is nasalized
53. North American Native Indian, Hopi - Nu' umi unangw'ta
54. North American Native Indian, Mohawk - Konoronhkwa
55. North American Native Indian, Navajo - Ayor anosh'ni
56. North American Native Indian, Sioux - Techihhila
57. North American Native Indian, Zuni - Tom ho' ichema
58. Norwegian - Jeg elsker deg
59. Pakistani - Mujhe tumse muhabbat hai
60. Persian - Tora dost daram
61. Pig Latin - Ie ovele ouye
62. Polish - Kocham cie
63. Portuguese - Eu te amo - pronounced "eiu chee amu"
64. Romanian - Te iubesc
65. Russian - Ya tyebya lyublyu
66. Samoan - Ou te alofa outou
67. Serbian - Ja vas volim
68. Spanish - Te amo
69. Swahili - Nakupenda
70. Swedish - Jag älskar dig
71. Swiss-German - Ch'ha di ga"rn
72. Syrian Bhebbek
73. Tahitian - Ua here au ia oe
74. Thai - Phom rak khun
75. Tunisian - Ha eh bakn
76. Turkish - Seni seviyorum
77. Ukranian - Ya tebe kokhayu
78. Urdu - Main tumse muhabbat karta hoon
79. Vietnamese - Toi yeu em
80. Vulcan - Wani ra yana ro aisha
81. Welsh - Rwy'n dy garu di
82. Yiddish - Ikh hob dikh lib
83. Yugoslavian - Ja te volim
84. Zulu - Mena tanda wena
85. Zuni - Tom ho' ichema

Saturday, November 03, 2007

Oshi Castle in Saitama, Japan





I am browsing over internet and read on Japan prefectures, suddenly jump up into one of the website that mention my name as a national heritage. It is Oshi castle.

Yes, it is true..but of course it isn't mine :)

Where : Honmaru, Gyoda-shi, Saitama
Admission fee : 200 yen

History :
Oshi castle or Oshi-jo was completed by Narita Akiyasu around 1479. The Narita family ruled over the area of Gyoda for about 100 years until the castle fell to forces loyal to Hideyoshi in his assault on the Kanto area. Oshi-jo was considered to be well designed in that it made use of the many marshes and swamplands in the surrounding area to its defense. These marshes proved to be valuable defenses in the initial attack by Ishida Mistunari.


Ishida Mistunari brought 23,000 troops to take control of Oshi-jo after having defeated Tatebayashi-jo just three days earlier. Compared to this legion of seasoned warriors, Oshi-jo had a complement of approximately 619 samurai and another 2,000 soldiers made up of local farmers and townspeople. With the help of the natural defenses provided by the area, these people amazingly held off Mitsunari's army and forced him to regroup and consider a different approach

Just as Mitsunari was defeated by the swamplands surrounding Oshi-jo and Gyoda, he devised a new plan to make use of nature himself. He put his samurai to work building walls and in 6 days they completed 28 kilometers of walls to divert the water of two local rivers into the town to flood the castle. This water assault began on July 6 and the heavy rains of the rainy season also aided in Mitsunari's efforts to flood the town. However, since the castle was built on a slightly higher elevation, it remained undamaged.

During this time, Narita Ujinaga, the master of Oshi-jo, had actually been fighting with the Hojo at Odawara while his younger brother Nagachika defended the castle. Once Odawara fell to Hideyoshi, Ujinaga sent word to Nagachika to surrender the castle. After the Tokugawa moved to Edo, Oshi-jo fell under the control of Ieyasu who placed his fourth son Tadayasu in charge.

This tenshu was actually reconstructed in the original Sannomaru.

Interesting isn't it, finding your name become one of the historical place's where people come to visit. Someday, I will come to Saitama and take my picture in front of Oshi Castle :)

picture1: main castle

picture2: bell tower

picture3: bridge

Source : Japan Tourist Organization, Japan Castle


Wednesday, October 31, 2007

Movie: Muslims in Australia




About Muslims in Australia film:

Synopsis:
Take a journey and discover how deep Muslim history runs in Australia.
Discover the earliest contact that dates back to the 1600s, their connection with the indigenous population and the rich contribution they made.
Meet People, visit places, learn about Islam and witness how knowledge turns stereotypes and misconceptions around.
The film covers the following topics:
  • Level of knowledge on Islam and Muslims,
  • Early Indonesian contact,
  • The Afghan cameleers,
  • First Mosques in Australia,
  • Islam and Aboriginals,
  • Muslims of Today,
  • Islam and new Muslims,
  • The Hijab issue,
  • Halal economic impact,
  • Uniting against Racism, and more…



OFFICIAL SCREENING details:
MELBOURNE:
7 PM SATURDAY
24 TH NOVEMBER
COPLAND LECTURE THEATRE
MELBOURNE UNIVERSITY MELWAYS: 43 G3

SYDNEY:
AL-AZHAR MOSQUE
172B BURWOOD ROAD BELMORE
8 PM* SUNDAY
25 TH NOVEMBER

GLOBAL ISLAMIC YOUTH CENTRE
265 GEORGE STREET LIVERPOOL
8 PM* TUESDAY
27 TH NOVEMBER
For further, please visit :

http://www.muslimsinaustralia.com/mina/

http://au.youtube.com/MUSLIMSinAUSTRALIA

Monday, October 29, 2007

Finally

Finally the mid term finish...

The tests really knock me out in terms of everything.
At least I learn so many things about how to strategize my study here and tackle down the exam.

It is not just how you study, read all materials, answer the questions completely.
But, you should have STRONG CONCEPT for what lies behind all of them.
Otherwise, you will be completely lost when facing the questions.

One month from now I will have final exam, and I promise to myself that I will give full devotion from now to prepare for the final.

Banzai !!

Sunday, October 28, 2007

You can do it !

You can do it !
No matter how hard the problem
you face
You always accomplish them
Even this one
It's just a small dirt
Lay down in your road
of success

You are yet to fail
Keep struggle !
Strive for the best !
We believe that you can do it !

Saturday, October 27, 2007

Time flies so fast

It's been quite a while since wrote in my blog.
I even a bit surprise when last week I had my first mid term exam.
It means that 7 weeks of study conducted and half of them to go to finish the 1st term,...what a time!
And now, I'm sitting in my room preparing for next monday exam, Managerial Economics. Pheww..

I am taking my lunch and browsing around from one blog to another, and suddenly I jumped to my own blog and see how out-to-date with this last 2 months.

Let me wrap up things that flew away within these two months

1. Day 1 Melbourne Aug 13
2. My birthday, Aug 19 and Edison is the first one remembered. A birthday in loneliness, no special cake, celebration, only contemplation
3. Day 1 Melbourne Business School Aug 20 : Full time MBA orientation for a week and followed by Career Days
4. World of Management Aug 28 - Sept 6. The first subject for MBA Students
5. Beginning of term 1 Sept 10. At least 13 weeks will be spent to finish 5 subjects in this term.
The subjects are :
  • Accounting for Manager,
  • Data and Decision,
  • Managerial Economics,
  • Financial Management,
  • Managing People for High Performance
Okay..I finish my lunch, it means that I have to go back to books..see you soon if I have time to update this blog..

Monday, October 08, 2007

Ramadhan almost ends



Nggak terasa ini sudah hari ke-26 Ramadhan..
Unfortunately, I am not fully maximized this year...

Eid Mubarak !
Taqobalallahu minna wa minkum
Taqobal ya Karim
Shiyamana wa shiyamakum
Waj'alna minal aidin wal faizin

Ya Allah, ballighna ila Romadhon yaumil qodim..

Wednesday, August 15, 2007

To Melbourne


Day-1 Melbourne (Aug 13, 2007)


"Today I arrive at Melbourne, after long hours in airplane and with intolerant cough finally I make it..Here I am, Melbourne !"

Boarded at around 8 PM- 9 PM the night before , the plane departed to Sidney. The flight took about 7 hours from Jakarta to Sidney and landed in Sidney at 6.45 AM. One hour transit in Kingsford Airport before continued to Melbourne at 8.20 AM . At 10 AM Qantas QF135 landed in Tullamarine.

Step outside from Tullamarine, at 11 AM, I saw happy and overwhelming faces waiting for me. They are Patricia Sonata and Zaki Mubarak. Two of my Ausaid friends. They are waiting for me for a half an hour before I complete custom and immigration checklists and ready to pick me up.

I will spent my first few weeks staying in one of Ausaid scholars residence, Mbak Shinta and Mas Agus, a kind and generous family that willing to share their room for me while I stay at Melbourne. Thanks Mbak, Mas!

I know that first time will be hard time to adjust, I will miss so many things back in Indonesia, my Mom, my Miu pussy cat, Epong, friends, food,.... and hundred of lists. But, I have friends here, Patrice, Zaki, Edison, Ingrid, Mas Agus, Mbak Shinta, they all help me to pass on my first moments with no trouble. I owed you a lot Friends !

And, the journey begins..





Monday, June 11, 2007

Penyembuhan Sakit Tulang Belakang

Pernah denger tentang ketok magic?
Mungkin agak berlebihan kalo gw bilang punggung pun bisa direparasi dengan metode ala ketok magic.
Tetapi, dengan metode chiropractic (kairoprektik), dengan pemijatan di bagian2 tertentu ternyata tulang belakang bisa kembali dinormalkan. Ini salah satu metode non-surgery yang cukup banyak mulai dilirik orang2 untuk menormalkan kembali masalah2 tulang belakang.

Di balik teori chiropractic, sebetulnya permasalahan tulang belakang diakibatkan karena pola dan perilaku kita dalam bergerak. Duduk membungkuk, bersandar ke samping, mengangkat beban dengan membungkuk, dll adalah sekian banyak pernyebab masalah2 tulang punggung. Gw sendiri merasa bahwa kebiasaan gw yang duduk bersandar males pas nonton TV, begitu juga posisi telungkup (tidur) di atas meja ternyata membawa perubahan ke tulang belakang gw saat ini. Mungkin banyak lagi kebiasaan2 buruk yang harus segera gw ubah agar tidak membuat tulang belakang gw semakin menderita di kemudian hari. Dengan pemijatan chiropractic, katanya akan dapat mengembalikan perlahan2 tulang belakang ke posisi normalnya dan permasalahan tersebut dapat diatasi.

Di bawah ini ada artikel2 tentang chiropractic, dan masih banyak lagi kalo search dari google.
Gak tau juga sih berapa persen tingkat keberhasilan dari teknik ini, tetapi siapa tau di sekeliling kita ada yang sudah pernah coba atau mungkin membutuhkan informasi ini.
Semoga bermanfaat.

-Oshi-


http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/021/kes1.html
http://jsofian.wordpress.com/2006/09/11/sekelumit-tentang-chiropractic/
http://mifamilia-titipan-allah.blogspot.com/2005/08/chiropractic_09.html
http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=07315&rubrik=teropong
http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0411/21/080138.htm

Chiropractor
Dr Richard S Kane
Dharmawangsa Square, The City Walk, 2nd Floo
r Unit 227-228
Jl. Dharmawangsa No. VI-IX, Jakarta 12730
Tel & Fax. +62 21 727 8070
8 ,7278 8355 , 7278 8266

dr. (TCM) Lee Chen Thung
Alamat: Shanghai Klinik
Pintu Air II, No. 29-A, Pecenongan, Jakarta Pusat 10120 Telp. (021) 352 1618, 350 4134, 350 4138

David Husband Chiropractic
Crystal Hotel Wellness Center
Jl. Terogong raya, Cilandak Barat Jakarta 12430
Tel. 7507095

Thursday, May 17, 2007

Buku "Management by Love"


Pada suatu kegiatan bersama Sampoerna Foundation Scholars, di Sawangan Depok tanggal 12 Mei 2007, dihadirkan seorang pembicara dari kalangan wanita pebisnis. Dia adalah Ibu Dr. Hj. Dewi Notik Pramono yang sudah malang melintang di dunia bisnis selama dua puluh tahun lebih dan juga sekaligus pendiri Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia.

Diskusi santai yang diadakan pada sore hari itu adalah sebuah kesempatan yang sangat berharga bagi saya. Karena walaupun saya saat itu cukup letih, tapi setelah mendengarkan uraian Ibu Dewi, malah memberikan motivasi dan semangat kepada saya. Apalagi di akhir sesi, saya dihadiahi buku oleh Ibu Dewi karena saya berinisiatif untuk bertanya dalam sesi tanya jawab. Buku itu berjudul "Management by Love" Membuat Suami dan Orang Lain mencintai kita.

Buku tersebut berisikan 34 bab yang disusun secara ringkas. Diterbitkan pertama kali pada medio 2005, dan hingga kini isinya masih sangat relevan dengan kondisi rumah tangga saat ini. Saya ingat ketika Ibu Dewi Motik menjawab pertanyaan tentang peran wanita karir, dia menyatakan rasa sedihnya terhadap kondisi yang dilihat di media tentang begitu maraknya perceraian di kalangan pesohor negeri ini. Mungkin saja, buku ini dikeluaran sebagai salah satu ikhtiar Beliau dalam menyebarkan pesan "Mencapai Kebahagiaan dalam Rumah Tangga". Sekaligus juga sebuah memoar akan "Kisah Cinta dalam Biduk Rumah Tangga" bersama Bapak Pramono Soekasno, yang telah menghasilkan 2 orang anak , Moza dan Dimaz.

Setelah membaca buku tersebut, saya melihat bahwa hal-hal yang disampaikan di dalam buku tersebut adalah hal-hal yang sepertinya sederhana. Walaupun begitu, karena gaya penulisan dan tutur katanya yang tidak menggurui membuat isinya berbobot, juga alurnya yang mengalir ringan membuatnya menarik untuk dibaca hingga akhir halaman.

Caption dari judul buku tersebut menyebutkan bahwa buku ini ditujukan untuk istri, akan tetapi setelah membaca isinya, menurut saya bahkan ini adalah buku yang layak dan recommended untuk dibaca para suami (atau kaum pria).

Di bawah ini, saya cuplik* secara acak tiga bagian (awal, tengah dan akhir) dari buku tersebut. Sekedar untuk menggambarkan bagaimana isi dari buku tersebut.

hal. 12
bab 4. Jadilah Pendengar yang baik
...Pada zaman sekarang banyak suami yang lebih sering curhat pada wanita lain sambil ngobrol-ngobrol di kafe. Terlepas dari tindakannya itu keliru, namun kalau kita telusur sebabnya, jangan-jangan semua itu akibat "kekeliruan" kita. Kita tidak menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhannya atau kita tidak sabar lagi menyimak keluh-kesahnya...

hal.44
bab 11. Pintu Rezeki itu Banyak
...Kalau kita mau berpikir jernih, sebetulnya dalam sebuah rumah tangga, uang suami maupun uang istri adalah sama-sama rezeki dari Tuhan yang dikaruniakan pada kita sekeluarga. Jalan masuknya bisa lewat pintu mana saja. Apakah melalui pintu suami atau pintu istri. Kalau kebetulan istri memperoleh rezeki lebih banyak, jangan lupa bahwa disini tetap ada andil suami yang meridhoi kita melangkah keluar rumah seraya mendoakan kita agar selamat...

hal 112
bab 28. Berikan Kejutan-kejutan Manis
...Selain suami, yang paling suka menerima kejutan adalah anak-anak. Setiap pulang dari kantor, apalagi pertemuan, biasanya mereka mengharapkan kita membawakan sesuatu buat mereka..Bukan harganya yang mereka pikirkan, melainkan perhatian kita. Jadi jangan segan memberikan kejutan manis buat keluarga maupun teman...

Satu hal lagi yang saya suka dari buku ini adalah, di setiap akhir bab Ibu Dewi menambahkan kutipan singkat*, namun sarat makna.
Contohnya:
- Ketika Adam sendirian di surga, Tuhan menciptakan baginya, bukan sepuluh teman, melainkan seorang istri yang baik.
- Kita tidak menikah dengan satu orang; kita menikahi tiga -- orang yang kita pikir siapa mereka, orang yang sesungguhnya, dan yang muncul sebagai hasil perkawinan kita

* hak cipta pada penulis buku "Management by Love" terbitan BIP Gramedia

Tuesday, May 08, 2007

A Shoulder to Cry On

Life is full of lots of up and downs,
And the distance feels further when you're headed for the ground,
And there’s nothing more painful than to let you're feelings take you down,
It's so hard to know the way you feel inside,
When there's many thoughts and feelings that you hide,
But you might feel better if you let me walk with you by your side,

And when you need a shoulder to cry on,
When you need a friend to rely on,
When the whole world is gone,
You won't be alone, cause I'll be there,
I'll be your shoulder to cry on,
I'll be there,
I'll be a friend to rely on,
When the whole world is gone,
You won't be alone, cause I'll be there.

All of the times when everything is wrong
And you're feeling like there's no use going on
You can't give it up
I'll help you work it out and carry on

Side by side, With you till the end
I'll always be the one to firmly hold your hand
no matter what is said or done
our love will always continue on

Everyone needs a shoulder to cry on
Everyone needs a friend to rely on
When the whole world is gone
You won't be alone cause I'll be there (ooh)
I'll be your shoulder to cry on
I'll be there (I’ll be there)
I'll be your friends to rely on
when the whole world was gone
you won't be alone
cause I'll be there (ooh)
You’ll have my shoulder to cry on
I'll be there (I’ll be there)
I’ll be the one to rely one
And when the whole world is gone
You won’t be alone
Cause I’ll be there!

And when the whole world is gone
You'll always have my shoulder to cry on....


-Song by Tommy Page-
to all my friends wherever you are now

Friday, December 22, 2006

Kesaksian Ulama Dunia thd al Banna & Sayyid Qutb

Kesaksian Ulama Dunia thd al Banna & Sayyid Qutb

http://myquran.org/forum/index.php/topic,7677.0.html

(Farid Nu’man, SS. Dari majalah Tsaqif Edisi 17 dan 18 aug-sep 06)

Mereka sering mengatakan 'Para ulama telah memperingatkan manusia agar hati-hati atas kesesatan tokoh tokoh Ikhwan.' Pertanyaannya, ulama mana yang dimaksud? Kita dapatkan justru Syaikh bin Bazz (mantan Mufti Kerajaan Saudi Arabia dan ketua Hai'ah Kibaril Ulama), Syaikh al Albany, Syaikh Abdullah bin al Jibrin, Syaikh Shalih al Luhaidan, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Alu Asy Syaikh (saat ini menjadi ketua Hai'ah Kibaril Ulama menggantikan Syaikh bin Bazz), Syaikh Abdullah bin Hasan al Qu'ud, mereka memberikan kesaksian positif terhadap tokoh-tokoh Ikhwan, sebagaimana yang akan kami beberkan. Mereka -kecuali Syaikh al Albany- adalah Para ulama besar yang berada dalam jajaran Hai'ah Kibaril Ulama (Organisasi Ulama Besar) Kerajaan Saudi Arabia, yang telah menjadi rujukan mapan kaum salafiyyin.

Biasanya jika di luar kelompok mereka (salafy) mengutip pendapat ulama- ulama salafy masa kini, mereka akan mengatakan, "Ahli bid'ah biasanya mengutip perkataan ulama Ahlus Sunnah yang cocok dengan hawa nafsunya saja." Ini adalah ucapan sinis dan fanatis buta. Siapakah yang melarang-larang manusia mengutip perkataan ulama yang objektif dan jujur? Sayangnya mereka juga melakukan hal yang sama; yakni hanya mengambil ucapan ulama yang sejalan dengan pemikiran mereka saja. Jangan harap anda menemukan mereka mengutip ucapan ulama lain, seperti Al Maududi, Al Banna, Al Qaradhawy, keluarga Quthb, Salman al Audah, Aidh al Qarny, kecuali untuk dicari dan dikoleksi kesalahannya. Allahul musta'an!

Perlu ditegaskan, kata 'mereka' yang kami maksud bukanlah para ulama salafy rabbany yang amat kita cintai dan muliakan, 'mereka' di sini adalah orang yang mengklaim dirinya paling Ahli Sunnah, paling salaf, paling benar, paling cerdas dalam istid/al (pengambilan dalil), dan paling .. paling .... Menurut pengakuannya, mereka adalah penuntut ilmu, bukan ulama. Mereka' pun tidak mewakili semua, sebab masih banyak di antara mereka yang moderat, rendah hati, dan mau berdialog. Seharusnya penuntut ilmu harus menjadi Thalibul Ilmi al Mu'addib (penuntut ilmu yang beradab).

Kembali kepada permaslahan, siapakah ulama yang mereka maksud?

Apakah mereka para mufti ternama yang diakui dunia? Apakah Syaikh Rabi' bin Hadi al Madkhaly hafizhahullah yang dimaksud? Darinya telah banyak karya untuk meyerang Ikhwan, khususnya Sayyid Quthb. Tentang Syaikh ini, berkatalah Syaikh Abu Bashir at Thurthusy, "Adapun Rabi' bin Nadi al Madkhaly, saya tidak melihatnya dalam barisan para ulama dikarenakan lisannya yang sering kasar terhadap saudaranya ..." ( Abduh Zulfidar Akaha, Siapa Teoris? Siapa Khawarij? , hal. 323. Catatan kaki no. 625, bantahan terhadap buku Mereka Adalah Teroris! ) Syaikh al Qaradhawy sendiri menyebut Syaikh Rabi' sebagai Salafy Jamiyun (beringas)..

Ataukah Syaikh Abdul Malik Ramadhan al Jazairi, yang dalam bukunya Madarikun Nazhar banyak menyerang Ikhwan, FIS, Muhammad Quthb, Salman al Audah, Safar al Hawaly, Aidh al Qrny, Abdurrahman Abdul Khaliq, dan lain-lain? Syaikh Abu Bashir at Thurthusy dalam salah satu fatwanya menyebutkan bahwa Syaikh Abdul Malik Ramadhan al Jazairy adalah orang yang tidak pernah terdengar namanya dalam jajaran ulama. (Ibid. hal. 62. catatan kaki. no. 99)

Komentar para ulama yang sezaman dengan tokoh-tokoh Ikhwan tersebut tentu lebih layak diikuti dan dipercaya, dibanding komentar orang yang datang setelah zamannya dan tidak pernah berinteraksi dengan mereka. Komentar penulis buku Mereka Adalah Teroris! Yaitu Ustadz Luqman bin Muhammad Ba'abduh hafizhahullah tentang sesatnya tokoh-tokoh Ikhwan dengan menyebut mereka takfiri, khawarij, teroris, anjing¬anjing neraka, ruwaibidhah (orang-orang dungu), mu'tazilah, bocah-bocah ingusan, pemikir linglung, dan lain-lain, adalah tidak bisa dibuktikan secara ilmiah. Ciri khas buku tersebut adalah mencaci maki dahulu membahas kemudian. Buku tersebut disusun untuk membantah buku Imam Samudera, Aku Melawan Teroris. Namun sayangnya, Imam Samudera hanyalah batu loncatan, sebagian besar muatan buku tersebut berisi serangan terhadap semua gerakan Islam yang tidak sejalan dengan Ustadz Luqman bin Muhammad Ba'abduh dan kelompoknya, lebih khusus serangan untuk Ikhwan dan tokoh-tokohnya. Padahal mereka amat moderat, dan jelas-jelas tidak sejalan dengan Imam Samudera yang radikal. Ajaib memang, di satu sisi Ikhwan dituduh terlalu moderat, di sisi lain dituduh sebagai biang terorisme dunia. Apakag ada orang moderat yang radikal?

Sebenarnya tuduhan-tuduhan ini bukan barang baru, dan sudah kami bantah dalam buku Al Ikhwan Al Muslimun Anugerah Allah Yang Terzalimi edisi lengkap, (2004, Pustaka Nauka- Depok) jauh sebelum terbitnya buku Mereka Adalah Teroris! Ustadz Luqman bin Muhammab Ba'abduh adalah seorang keturunan Arab (Yaman) yang lahir di Bondowoso, Jawa Timur, pada 13 Mei 1971 M (Ibid, hal. 31) Beliau tujuh tahun lebih tua dibanding kami. Dari sini bisa diketahui, ia dilahirkan jauh setelah syahidnya Sayyid Quthb (w.1966 M), dan syahidnya Hasan al Banna (w.1949 M), dan usianya baru 18 tahun ketika syahidnya Abdullah 'Azzam (w.1989 M), dan masih 16 tahun ketika Syaikh Ahmad Yasin mendirikan HAMAS (berdiri 1987 M), baru dua tahun ketika Yusuf al Qaradhawy meraih gelar doktornya tahun 1973 M dengan disertasi Fikih Zakatnya, artinya Ustadz ini terlalu muda dan berani, bahkan sangat-sangat berani, untuk 'menghabisi' para tokoh-tokoh tersebut. Memang, hanya orang besar yang bisa menghormati orang besar. Adapun orang berlagak besar, biasanya melihat orang lain dengan kerendahan.

Dari Ubadah bin Shamit, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam besabda:

"Bukan dari umatku orang yang tidak menghormati orang besar kami dan tidak menyayangi orang kecil kami dan tidak mengetahui (hak) orang alim kami." (HR. Ahmad dengan sanad hasan, Thabarani dan Hakim, tatapi dalam riwayatnya tertulis: "bukan dari kami". Syaikh al Albany menshahihkannya dalam Shahih Targhib wa Tarhib, 1/116)

Ada sebuah syair: Wahai orang yang ingin menanduk gunung tinggi untuk menundukannya Sayangilah kepala(mu), dan bukan gunung itu

Imam Adz Dzahabi rahimahullah berkata: Ingin terbang, tidak memiliki bulu burung, Ingin memanduk kambing hutan, tidak memiliki tanduk.

Kali ini, kami akan paparkan kesaksian para ulama sunnah masa kini tentang tokoh-tokoh Ikhwan tertuduh tersebut. Anda akan menemukan perbedaan mencolok ulama sunnah tersebut dengan kalangan yang justru mengaku mengikuti mereka. Kesaksian ini kami ambil dari buku Al Ikhwan Al Muslimun Anugerah Allah yang Terzalimi edisi lengkap dan juga buku yang sangat bagus, karya Al Ustadz Abduh Zulfidar Akaha, Lc -hafizhahullah- yang berjudul Siapa Teroris? Siapa Khawarij? Penerbit Pustaka Al Kautsar, cetakan pertama, Juni 2006. Sebuah buku yang berhasil membuka banyak sekali kesalahan, kedustaan terhadap ulama, dan penyimpangan pemikiran (yang justru mudah mengkafirkan orang lain), dari Ustadz Luqman bin Muhammad Ba'abduh -hafizhahullah- yang tertera dalam buku Mereka Adalah Teroris! Maaf, istilah `kedustaan' bukanlah dari kami tetapi dari Ustadz Abduh Zulfidar sendiri terhadap Ustadz Luqman, sebagaimana tertera dalam Catatan Ketujuh (hal. 137 - 159). Kami sangat menganjurkan (tanpa berniat promosi) bagi pembaca setia Tatsqif untuk segera membaca dan menelaah baik buku tersebut. Selain dari dua buku tersebut kami juga memaparkannya dari sumber¬sumber lain.

Kesaksian Ulama Terhadap Imam Hasan al Banna -rahimahullah

1.Syaikh al Fadhil al 'Allamah Abdullah bin Abdurrahman al Jibrin -hafizhahullah

Ia adalah anggota Hai'ah Kibaril Ulama Arab Saudi yang tak diragukan kesalafiannya. Ada orang yang bertanya kepada Syaikh, "Saya memohon kepada Anda, wahai Syaikh, maaf, sesungguhnya ada sebagian pemuda yang membid'a bid'ahkan Sayyid Quthb dan mereka melarang membaca buku-buku karya beliau. Dan, mereka juga mengatakan hal yg sama tentang Hasan al Banna. Mereka pun mengatakan sebagian ulama sebagai khawarij. Hujjah mereka adalah penjelas kesalahan-kesalahan ulama tersebut kepada manusia. Padahal mereka sekarang masih menuntut ilmu. Saya memohon jawab dari Anda demi menghilangkan keraguan ini pada kami, sehingga hal ini tidak menimpa banyak orang." Syaikh berkata -setelah menyebut beberapa dalil-, "Saya kataka sesungguhnya Sayyid Quthb dan Hasar Banna adalah termasuk ulama kaum muslimin dan tokoh da'wah Islam. Melalui da'wah mereka berdua, Allah telah memberi hidayah dan manfaat kepada ribuan manusia. Partisipasi da'wah mereka berdua tidak mungkin diingkari. Itu sebabnya Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengajukan permohonan dengan nada lemah lembut kepada Presiden Mesir saat itu, Jamal Abdul Naser -semoga Allah membalas kejahatannya dengan balasan yang setimpal- agar menarik keputusan hukun gantung bagi Sayyid Quthb meski akhirnya permohonan itu ditolak.

Setelah mereka berdua (Hasar Banna dan Sayyid Quthb) dibunuh keduanya selalu disandangkan dengan gelar Asy Syahid karena mereka dibunuh dalam keadaan terzalimi dan terania. Penyandangan gelar tersebut diakui seluruh lapisan masyarakat dan tersebar luas lewat media massa dan buku-buku tanpa protes dan penolakan. Buku mereka berdua diterima para ulama dan Allah Subhana. wa Ta'ala memberikan manfaat melalui da'wah mereka kepada hamba-hambaNya serta tidak ada seorang pun yang melemparkan tuduhan kepada mereka berdua selama lebih dari 20 tahun. Jika mereka berdua melakukan kesalahan, Imam Nawawi, Imam Suyuthi, Imam Ibnul Jauzy, Imam Ibnu 'Athiyah, Imam al Khathaby, Imam al Qasthalany, dan Imam lainnya pernah melakukan kesalahan." Sampai di sini dari Syaikh bin al Jibrin. (Al Ikhwan Al Muslimun Anugerah Allah Yang Terzalimi, hal. 218-219, edisi lengkap. Lihat pula, Siapa Teroris? Siapa Khawarij? Hal. 317- 319)

2. Kesaksian Syaikh Manna' Khalil al Qaththan -rahimahullah (w. 1999 M/ 1420H).

Ulama terkenal, pakar Tafsir dan Hadits. Mantan Ketua Mahkamah Tinggi di Riyadh dan dosen paska sarjana di Universitas Muhammad bin Su'ud, Saudi Arabia. Ia berkata, "Gerakan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Asy Syahid Hasan al Banna dipandang sebagai gerakan keislaman terbesar masa kini tanpa diragukan. Tidak seorang pun dari lawan- lawannya dapat mengingkari jasa gerakan ini dalam membangkitkan kesadaran di seluruh dunia Islam. Maka dengan gerakan ini ditumpahkan segala potensi pemuda Islam untuk berkhidmat kepada Islam, menjunjung syariatnya, meninggikan kalimahnya, membangun kejayaannya, dan mengembalikan kekuasaannya. Apa pun yang dikatakan mengenai peristiwa¬peristiwa yang terjadi atas jamaah ini namun pengaruh intelektualitasnya tidak dapat diingkari oleh siapa pun juga." (Istilah Asy Syahid asli dari Syaikh Manna' sendiri. Lihat Studi Ilmu-Ilmu Al Qur'an, hal. 506. Litera AntarNusa. Lihat juga Siapa Teroris? Siapa Khwarij?, hal. 316-317)

3. Kesaksian Mufti Besar Palestina Syaikh Hajj Muhammad Amin al Husaini -rahimahullah.

Ia berkata, "Sesungguhnya, sifat yang sangat menonjol pada diri AI Banna adalah Ikhlas yang mendalam, otak yang cemerlang, dan kemauan yang keras. Semua itu diperindah dengan kemauan yang kuat." (Badr Abdurrazzaq al Mash, Manhaj Da'wah Hasan al Banna, hal. 89). Ia juga berkata, "Asy Syahid Hasan al Banna dan para pengikutnya telah memberi sumbangan besar bagi Palestina. Mereka mempertahankannya dengan berjuang keras dan cita-cita mulia. Semuanya merupakan karya nyata dan kebanggaan yang ditulis dalam sejarah jihad dengan huruf yang terbuat dari cahaya." (Istilah Asy Syahid adalah asli dari Syaikh Amin al Husaini. Ibid, hal. 141-142)

4. Kesaksian mantan Mufti Mesir, Syaikh Hasanain Makhluf rahimahullah.

Ia berkata, "Syaikh Hasan al Banna semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menempatkannya bersama para shalihin- adalah salah seorang tokoh Islam abad ini. Bahkan ia merupakan pelopor jihad di jalan Allah dengan jihad yang sesungguhnya. Beliau berdakwah dengan menempuh manhaj yang benar, meniti jalan yang terang yang diterjemahkannya dari Al Qur'an, Sunnah Nabi, dan ruh tasyri' Islam. Beliau melaksanakan semua itu dengan penuh hikmah, hati-hati, dan sabar, dan 'azzam yang kuat sehingga da'wah islam menyebar ke seluruh penjuru Mesir dan negeri-negeri Islam serta banyak orang bergabung di bawah bendera da'wahnya." (Ibid, hal. 91)

5. Kesaksian Da'i terkenal, alim rabbani, al 'Allamah Abul Hasan Ali al Hasani an Nadwi -rahimahullah.

Ia berkata dalam pengantar buku Mudzakkirat Da'wah wa Da'iyah-nya Hasan al Banna , "Pengarang buku ini termasuk di antara pribadi-pribadi yang kami katakan memang sengaja dipersiapkan qudrah ilahiyah (kekuasaan Allah), dibentuk tarbiyah rabbaniyah, kemudian dimunculkan pada waktu dan tempat yang ditentukan.

Setiap orang yang membaca buku ini dengan dada bersih, sikap obyektif, jauh dari sikap fanatik, dan keras kepala pasti yakin bahwa pengarangnya adalah seorang yang memang dipersiapkan untuk dihibahkan (bagi umat manusia) yang bukan hanya tiba dan muncul begitu saja. Ia bukan sekadar produk sebuah lingkungan atau sekolah; bukan sekadar produk sebuah upaya keras, dan bukan produk dari sebuah percobaan. Ia merupakan salah satu produk dari taufik dan hikmah ilahiyah yang menaruh perhatian besar terhadap agama dan umat ini." (Hasan al Banna, Memoar Hasan al Banna untuk Da'wah dan Para Da'inya, kata pengantar)

Sebenarnya masih banyak pujian ulama dunia untuknya. Hal itu, merupakan kebiasaan para ulama sejak dahulu; seorang ulama memberikan pujian (sekaligus kritik) terhadap ulama lainnya. Selain nama-nama di atas masih banyak tokoh yang memberikan kesaksian positif seperti Sayyid Quthb, Muhammad al Ghazaly, Muhammad al Hamid, Abu Zahrah, Musthafa al Maraghi. Mahmud Syaltut, Muhibuddin al Khathib, Yusuf al Qaradhawy, Said Ramadhan al Buthy, Said Hawwa, Abdus Salam Yasin, Bahi al Khuli, KH. Agus Salim, Muhammad Natsir, dan lain-lain. Hanya satu yang kami minta dari Ustadz Luqman bin Muhammad Ba'abduh hafizhahullah; tolong sodorkan satu nama saja dari jajaran ulama yang diakui dunia-(ingat! bukan diakui oleh kelompoknya saja)- pada masa Hasan al Banna masih hidup, baik yang berinteraksi dengannya atau tidak, yang memberikan tuduhan dan caracter asasination (pembunuhan karakter) terhadap dirinya; dengan menyebutnya sesat, khawarij, dan sejumlah istilah mengerikan yang biasa Anda gunakan itu. "Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: 'Tunjukanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar." (QS. Al Baqarah: 111)

Sayyid Quthb

Sayyid Quthb -rahimahullah- dianggap tokoh kedua Ikhwan ' setelah Imam Al Banna, bahkan disebut sebagai ideolognya. Padahal beliau tidak pernah bertemu dengan Imam Al Banna secara langsung, hanya berinteraksi melalui risalah- risalahnya. Bahkan ia bergabung dengan Ikhwan termasuk 'belakangan' yaitu tahun 50-an, berarti beberapa tahun setelah wafatnya Imam Al Banna. Namun demikian, pengaruhnya begitu besar bagi Ikhwan, bahkan bagi kebanyakan aktivis pergerakan Islam dunia.

Di sini akan dipaparkan kesaksian positif para ulama dunia kepadanya, di tengah fitnah terorisme yang diarahkan ke Islam oleh barat, namun justru diaminkan oleh segelintir da'i Islam yang juga ikut menuduh aktifis Islam dan ulamanya ,sebagai teroris, termasuk Sayyid Quthb -rahmatullah 'alaih. Bahkan begitu tega mereka katakan bahwa Sayyid Quthb merupakan investor dan kontributor terbesar secara fikrah, atas berbagai aksi kekerasan atas nama Islam pada hari ini.

Berikut ini paparan para Ulama yang memberikan kesaksian positif tersebut, dan pembaca akan dapatkan betapa jauh berbeda antara para ulama ini dengan pandangan sinis dan skeptis dari kalangan bukan ulama. Sehingga layak kita bertanya, ulama mana yang diikutinya?

1.Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al Jibrin -rahimahullah.

Anggota Hai'ah Kibar al Ulama di Saudi Arabia. Silahkan lihat kesaksian dan pembelaan beliau terhadap Sayyid Quthb dan Hasan al Banna dalam rubrik Tsaqafah edisi 17, atau lihat kitab Al Ikhwan Al Muslimun Kubra Al Harakat Al Islamiyah Syubhat wa,Rudud karya Al Ustadz Dr. Taufiq al Wa'iy,hal. 515-516. Cet.1, 2001M/1421H. Maktabah Al Manar Al Islamiyah, Kuwait.

2.Syaikh Bakr Abu Zaid -hafizhahullah.

Juga anggota Hai'ah Kibar al Ulama. Ia telah membela Sayyid Quthb -rahimahullah- dari serangan Syaikh Rabi' bin Hadi al Madkhaly. Ia mengirim surat kepada Syaikh Rabi' sebagai nasehat untuknya. Silakan lihat surat tersebut - sangat panjang- yang sebagiannya telah kami terjemahkan dari kitab berjudul Sayyid Quthb karya Shalah Abdul Fattah al Khalidi, hal. 593-600, penerbit Darul Qalam, Damaskus, yang kami lampirkan dalam buku Al Ikhwan Al Muslimun Anugerah Allah yang Terzalimi, hal. 411-418 (edisi lengkap). Lihat juga Al Ikhwan Al Muslimun Kubra Al Harakat Al Islamiyah Syubaht wa Rudud, hal. 508- 514.

3.Syaikh Abdullah bin Al Hasan al Qu'ud -rahimahullah.

Seorang ulama Saudi Arabia yang juga menjadi rujukan kaum Salafiyyin. Syaikh Ibnu Qu'ud telah menasehati Syaikh Rabi' bin Hadi al Madkhali.

Ia berkata, "Telah membawa berita kepadaku lebih dari seorang, tentang perkataanmu di suatu pertemuan baik-baik -semoga demikian adanya- bahwa engkau mengatakan buku Ma'alim fi Ath Thariq adalah buku terlaknat. Subhanallah!! Sebuah buku yang dibayar mahal oleh penulisnya (yakni Sayyiq Quthb) dengan mati di jalan Allah karena menentang penguasa komunis Jamal Abdul Nashir, sebagaimana diketahui oleh orang-orang pada masa itu. Padahal buku tersebut telah diedarkan oleh banyak pihak di Kerajaan Saudi ini selama bertahun¬tahun, di mana mereka adalah orang-orang berilmu dan berdakwah kepada Allah. Bahkan, banyak di antara mereka adalah para syaikh dari syaikh-syaikhmu. Dan, tidak ada seorang pun di antara mereka mengatakan seperti yang engkau katakan.

Akan tetapi, engkau ini -wallahu a'lam- tidak mau memahami lebih mendalam apa yang engkau bicarakan sebelum marah, terutama untuk tema-tema semacam: Jail Qur'ani Farid (Satu-satunya Generasi Da'wah), Jihad, Laa Ilaaha Illallah manhaj kehidupan, Jinsiyyatu Al Muslim Aqidatuhu (Warga negara/Identitas seorang Muslim adalah Aqidahnya), Isti'la Al Iman (Kesombongan/ Ketinggian Iman), Hadza Huwa Ath Tharid (Inilah Dia Jalan -yang benar), .... Dan lain-lain dimana maknanya secara keseluruhan adalah keberagamaanmu kepada Allah? Bagaimana engkau nanti jika berdiri di hadapan Allah ketika orang ini (Sayyid Quthb) mendebatmu? Padahal, orang ini telah bertahun-tahun lamanya secara berturut¬turut disifati oleh media massa Saudi sebagai syahidul Islam?" (Abduh Zlfidar Akaha, Siapa Teroris? Siapa Khawarij?, hal. 325-326)

4.Syaikh al 'Allamah Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh -hafizhahullah.

Mufti Kerajaan Saudi Arabia saat ini, pemgganti Syaikh bin Baz. Syaikh ini mengkritik balik orang-orang yang mengkritik Sayyid Quthb.

Beliau berkata, "Kitab tafsir Fi Zhilalil Qur'an adalah kitab yang bermanfaat. Penulisnya menuliskannya agar Al Qur'an ini dijadikan sebagai undang-undang kehidupan. Kitab ini bukanlah tafsir dalam arti kata harfiyah, tetapi penulisnya banyak menampilkan ayat-ayat Al Qur'an yang dibutuhkan oleh seorang muslim dalam hidupnya ... Di sana ada orang yang mengkritik sebagian istikah yang terdapat dalam kitab ini. Namun, sesungguhnya hal-hal yang dianggap kesalahan ini adalah dikarenakan indahnya perkataan Sayyid Quthb dan tingginya gaya bahasa yang beliau pergunakan di atas gaya bahasa pembaca. Inilah sebetulnya yang tidak dipahami oleh sebagian orang yang mengkritiknya. Kalau saja mereka mau menyelaminya lebih dalam dan mengulangi bacaannya, sungguh akan jelas bagi mereka kesalahan mereka, dan kebenaran Sayyid Quthb." (Ibid, hal. 326)

Ucapan Syaikh ini mengingatkan kami kepada Andi Abu Thalib al Atsary (nama aslinya Andi Bangkit), penulis Menyingkap Syubhat dan Kerancuan Ikhwahul Muslimin, Penerbit Darul Qalam, pada hal. 73 catatan kaki no. 56 yang begitu tega menyebut Sayyid Quthb tidak mengetahui seluk beluk bahasa Arab.

Kami tidak tahu, kira-kira apa yang akan dikatakan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh kepada Andi Abu Thalib, kalau dia tahu ada omongan pemuda Indonesia -tentu tidak menjadikan bahasa Arab sebagai pengantar komunikasinya- yang tega menyebut Sayyid Quthb tidak mengerti bahasa Arab. Padahal kritikan Syaikh di atas diarahkan untuk para pengkritik Sayyid Quthb dari kalangan orang Arab (tentu berbahasa Arab) bahkan syaikh-syaikhnya. Sungguh, amat berbeda antara ucapan orang berilmu seperti syaikh yang mulia ini, dibanding ucapan penuntut ilmu itu. Bahkan Syaikh Bakr Abu Zaid ketika membela Sayyid Quthb dari celaan. Syaikh Bakr Abu Zaid mengatakan bahwa perbedaan bahasa yang digunakan Sayyid Quthb dan Syaikh Rabi' seperti perbedaan bahasa antara mahasiswa dan anak I'dadi (persiapan bahasa), sehingga si anak I'dadi tidak begitu paham dengan bahasa si mahasiswa.(Ibid, hal. 322)

Itu perbandingan dari Syaikh Bakr Abu Zaid tentang kemampuan berbahasa Arab antara Sayyid Quthb dan Syaikh Rabi' (yang seorang guru besar, Profesor di Universitas Islam Madinah), lalu bagaimana perbandingan antara Sayyid Quthb dengan Andi Abu Thalib yang orang Indonesia, mantan santri di pesantren Jawa Timur dan kuliah di Sastra Jepang UI angkatan 1999M. Jangan sampai pembaca Tatsqif mengumpamakannya seperti perbedaan Mahasiswa dengan balita!

Maka, wahai pembaca, bukankah selayaknya ini disebut kesombongan penulis Menyingkap Syubhat dan Kerancuan Ikhwanul Muslimin, agar ia bisa berbangga- bangga dengan ilmunya di depan ulama.

Dari Jabir radhiallahu 'anhu, bahwa Rasulullah 'Alaihi Shalatu was Salam bersabda: "Janganlah kamu mempelajari ilmu untuk membanggakannya kepada para ulama dan melecehkan orang-orang bodoh, dan janganlah kalian memilih-milih majlis dengan ilmu itu, barangsiapa melakukan hal tersebut maka api neraka, api neraka (baginya)." (HR. Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam Shahihnya, dan al Baihaqi. Semuanya dari jalur Yahya bin Ayyub al Ghafiqi dari Ibnu Juraij, dari Abuz Zubair, dari jabir. Yahya initerpercaya. Asy Syaikhan dan lainnya berhujjah dengannya, dan tidak dianggap orang yang ganjil (syadz) dalam riwayat ini. Ibnu Majah meriwayatkan pula dari Hudzaifah. Syaikh al Albany menshahihkan hadits ini dalam Shahih Targhib wa Tarhib 1/119)

5.Syaikh Manna' Khalil al Qaththan -rahimahullah.

Pakar Tafsir dan Hadits, dosen pasca sarjana di Universitas Imam Muhammad bin Su'ud Al Islamiyah, Riyadh. Mantan Ketua Mahkamah Tinggi di Riyadh. Dia juga seorang anggota Ikhwan, seangkatan dengan Yusuf al Qaradhawy. Posisinya di Saudi yang demikian tinggi menunjukkan penerimaan ulama Saudi terhadap tokoh-tokoh Ikhwan, begitu pula Yusuf al Qaradhawy pernah menjadi anggota Majelis Tinggi Universitas Islam Madinah yang direktori Syaikh bin Baz.

Kami ringkas ucapan Syaikh Manna', dia berkata, "Di antara tokoh jamaah ini yang paling menoniol adalahseorang alim yang sulit dicari bandingannya dan pemikir cemerlang, Asy Syahid Sayyid Quthb, yang telah memfilsafatkan pemikiran Islam dan menyingkapkan ajaran¬ajarannya yang benar dengan jelas dan gamblang. Tokoh yang menemui Tuhannya, sebagai syahid dalam membela akidah ini telah meninggalkan warisan pemikiran sangat bermutu, terutama kitabnya dalam bidang tafsir yang diberi nama Fi Zhilalil Qur'an.

Kitab tersebut merupakan sebuah tafsir sempurna tentang kehidupan di bawah sinar Qur'an dan petunjuk Islam. Pengarangnya hidup di bawah naungan Qur'an yang bijaksana sebagaimana dapat dipahami dari penamaan kitabnya. Ia meresapi keindahan Qur'an dan mampu mengungkapkan perasaannya dengan jujur ....dst.

Kitab ini terdiri atas delapan jilid besar dan telah mengalami cetak ulang beberapa kali hanya dalam beberapa tahun saja, karena mendapat sambutan hangat dari kaum terpelajar (ilmuwan)." (Ibid, hal. 326-327. Manna Khalil al Qaththan, Studi Ilmu-Ilmu Al Qur'an, hal. 506-507)

6. Syaikh Umar Sulaiman al Asyqar. Seorang ulama Quwait, dosen Fakultas Syariah di Universitas Quwait

Dia berkata, "Sayyid Quthb -rahimahullah mendalami Islam secara orisinil sehingga beliau mencapai masalah secara mendasar seperti manhaj salaf, pemisahan total antara manhaj Al Qur'an dan filsafat, memurnikan sumber ajaran Islam dari lainnva. membatasi standar hukum hanya dengan Al Qur'an dan As Sunnah dan bukan pada pribadi atau tokoh tertentu. Sayyid Quthb menerapkan cara istimbath langsung dari nash seperti yang dilakukan salaf. Akan tetapi, sayangnya beliau tidak memiliki kesempatan mempelajari manhaj Islam. oleh karena itu, terkadana ada beberapa titik rancu dalam tulisannya meskipun beliau sudah berupaya mengkaji secara serius untuk berlepas dari kerancuan. Pastinya, Sayyid Quthb tidak melakukan hal tersebut karena hawa nafsunya." (Jasim al Muhalhil, Ikhwanul Muslimin, Deskripsi, Jawaban, Tuduhan, dan Harapan, hal. 124)

Siapa saja bisa berbuat salah sebab yang ma'shum hanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

Namun demikian seharusnya, kita berbaik sangka terhadap kerancuan yang ada tulisan atau pemikiran ulama, siapapun dia. Kesalahan yang dilakukan oleh Hasan al Banna, Sayyid Quthb, Yusuf al Qaradhawy, Muhammad al Ghazaly, kita yakini bukanlah kesalahan yang mereka niatkan dengan sengaja bertujuan merusak agama sebagaimana yang sering dituduhkan sebagian orang kepada mereka. Mungkin kesalahan itu sekedar lupa, atau kesalahan yang masih bisa dimaafkan atau masih bisa didiskusikan. Pastinya, bukan karena kejahatan dan penistaan terhadap ajaran agama.

Sekiranya tulisan ini dibaca oleh kalangan yang hobi menyerang tokoh-tokoh Ikhwan, kami berharap semoga Allah Jalla wa 'Ala membuka hati-hati mereka untuk melihat kebenaran dan objektifitas.

Keutamaan 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah

Keutamaan 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah

KEUTAMAAN 10 HARI PERTAMA BULAN DZUL HIJJAH DAN AMALAN YANG DISYARIATKAN


Segala puji bagi Allah semata, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah, Nabi kita Muhammad, kepada keluarga dan segenap sahabatnya.

Keutamaan 10 hari yang Pertama Bulan Dzul Hijjah.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Rahimahullah, dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Artinya : Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzul Hijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun”.

Imam Ahmad, Rahimahullah, meriwayatkan dari Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Artinya : Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzul Hijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid“.

Macam-macam Amalan yang Disyariatkan

1. Melaksanakan Ibadah Haji dan Umrah

Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, antara lain : sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Artinya : Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yang dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah Surga“.

2. Berpuasa selama hari-hari tersebut, atau pada sebagiannya, terutama pada hari Arafah.

Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yang paling utama, dan yang dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadist Qudsi: “Artinya : Puasa ini adalah untuk-Ku, dan Aku lah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku“.

Diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri, Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Artinya : Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun“. (Hadits Muttafaq ‘Alaih).

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Qatadah Rahimahullah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Artinya : Berpuasa pada hari Arafah karena mengharap pahala dari Allah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya“.

3. Takbir dan Dzikir pada Hari-hari Tersebut.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala.

“Artinya : …. dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan …”. (Al-Hajj : 28).

Para ahli tafsir menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzul Hijjah. Karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhuma.”Artinya : Maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir dan tahmid“. (Hadits Riwayat Ahmad).

Imam Bukhari Rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhum keluar ke pasar pada sepuluh hari tersebut seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orangpun mengikuti takbirnya. Dan Ishaq, Rahimahullah, meriwayatkan dari fuqaha’, tabiin bahwa pada hari-hari ini mengucapkan : “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Ilallah, wa-Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamdu”

“Artinya : Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tidak ada Ilah (Sembahan) Yang Haq selain Allah. Dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji hanya bagi Allah”.

Dianjurkan untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika berada di pasar, rumah, jalan, masjid dan lain-lainnya. Sebagaimana firman Allah.

“Artinya : Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu …”. (Al-Baqarah : 185).

Tidak dibolehkan mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan berkumpul pada suatu majlis dan mengucapkannya dengan satu suara (koor). Hal ini tidak pernah dilakukan oleh para Salaf. Yang menurut sunnah adalah masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri. Ini berlaku pada semua dzikir dan do’a, kecuali karena tidak mengerti sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang lain.

Dan diperbolehkan berdzikir dengan yang mudah-mudah. Seperti : takbir, tasbih dan do’a-do’a lainnya yang disyariatkan.

4. Taubat serta Meninggalkan Segala Maksiat dan Dosa.

Sehingga akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba dari Allah, dan keta’atan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah kepadanya.

Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakala seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya” (Hadits Muttafaq ‘Alaihi).

5. Banyak Beramal Shalih.

Berupa ibadah sunat seperti : shalat, sedekah, jihad, membaca Al-Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipat gandakan pahalanya. Bahkan amal ibadah yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah yang utama, sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang amat utama, kecuali jihad orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

6. Disyariatkan pada Hari-hari itu Takbir Muthlaq

Yaitu pada setiap saat, siang ataupun malam sampai shalat Ied. Dan disyariatkan pula takbir muqayyad, yaitu yang dilakukan setiap selesai shalat fardhu yang dilaksanakan dengan berjama’ah ; bagi selain jama’ah haji dimulai dari sejak Zhuhur hari raya Qurban terus berlangsung hingga shalat Ashar pada hari Tasyriq.

7. Berkurban pada Hari Raya Qurban dan Hari-hari Tasyriq.

Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, yakni ketika Allah Ta’ala menebus putranya dengan sembelihan yang agung. Diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Artinya : Berkurban dengan menyembelih dua ekor domba jantan berwarna putih dan bertanduk. Beliau sendiri yang menyembelihnya dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau di sisi tubuh domba itu“. (Muttafaq ‘Alaihi).

8. Dilarang Mencabut atau Memotong Rambut dan Kuku bagi orang yang hendak Berkurban.

Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya, dari Ummu Salamah Radhiyallhu ‘Anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

“Artinya : Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya.

Dalam riwayat lain : “Maka janganlah ia mengambil sesuatu dari rambut atau kukunya sehingga ia berkurban“.

Hal ini, mungkin, untuk menyerupai orang yang menunaikan ibadah haji yang menuntun hewan kurbannya. Firman Allah.

“Artinya : ….. dan jangan kamu mencukur (rambut) kepalamu, sebelum kurban sampai di tempat penyembelihan…”. (Al-Baqarah : 196).

Larangan ini, menurut zhahirnya, hanya dikhususkan bagi orang yang berkurban saja, tidak termasuk istri dan anak-anaknya, kecuali jika masing-masing dari mereka berkurban. Dan diperbolehkan membasahi rambut serta menggosoknya, meskipun terdapat beberapa rambutnya yang rontok.

9. Melaksanakan Shalat Iedul Adha dan mendengarkan Khutbahnya.

Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyariatkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan ; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti ; nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukan dan sejenisnya. Hal mana akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukan selama sepuluh hari.

10. Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas.

Hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan ; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.

=============================================================

Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya dan menunjuki kita kepada jalan yang lurus. Dan shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad, kepada keluargdan para sahabatnya.

Oleh

Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin

(Ulama besar Saudi)