Friday, November 24, 2006

Itulah sahabat sejati....

"Assalamu'alaikum"
"Wah siapa ini jam 1 pagi nelpon aku, ..duh mana aku baru mau tidur lagi.."
Akhirnya dengan mata sembab dan badan yang lunglai kuangkat sedikit demi sedikit badan ini untuk bangun dari tidurku.
"Wa'alaikumussalam".. jawabku
"Gimana kabarnya Bos*?"..suara di seberang sana menyapaku
"Alhamdulillah, lagi tidur ..ini siapa ya..?" Mataku masih sepet melihat tampilan di HP, sambil mengira-ngira siapa yang menelpon di pagi buta
"Ini gue Bos, soriiii gue bangunin elo.. eh gue Rohmat temen SD elo.."
"Eh, Mat ganti nomer lagi loe..ada apa nih nelponin gue pagi buta gini..?" Aku pun ingin mengetahui apa sih alasan dia sampai menelponku jam segini. Sambil mengingat bahwa si Rohmat ini dulunya anak yang nakal sekali, hampir seisi sekolah kenal dia. Walaupun begitu aku berteman baik dengan dia.

"Gini Bos, gue denger kabar kalo Bokapnya si Adi meninggal sejam yang lalu...."
"..Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un"..potongku
"Iya, gimana kalo kita kesana bantuin mereka?" Rohmat pun mengajukan pertanyaan.
"Sekarang? Wah malam eh pagi begini ?" ..Sambil kuusap wajahku dan di dalam hatiku sebetulnya masih ada keinginan untuk pergi ke alam mimpi kembali.
"Iya, sekarang ..loe bakal gue jemput deh, siap-siap ya sepuluh menit lagi gue sampe"
"...eee..." aku mencoba menjawab
"..KLIK.."suara disana terdengar menyatakan bahwa hubungan telah diputus.

Aku pun terdiam dan menghela napas sesaat.
Sejurus kemudian aku berdiri dan sambil berpikir, "wah aku bisa gak tidur nih malam ini"..kemudian aku pun bergumam..
"Kenapa ya si Rohmat ini kok semangat sekali kesana, bukankah mungkin besok pagi masih sempat kita kesana dan membantu keluarga yang tertimpa musibah tersebut?" Masih berkelebat pertanyaan di kepalaku.

Tak lama, aku pun sudah mengenakan sweater dan topi balaclava yang biasanya aku pakai kalau pergi ke daerah pegunungan. Malam ini cukup dingin, sepertinya aku perlu mempersiapkan peralatan untuk mengusir rasa dingin ini.
Kurang dari 5 menit aku menunggu, si Rohmat datang dengan mengendarai skuter otomatis berwarna merah miliknya. Sambil sesekali tangan kirinya memegang rokok untuk kemudian dihisapnya.

"Assalamu'alaikum" Rohmat membuka salam
"Wa'alaikumussalam" jawabku.." Ayo Mat, sebelum angin semakin bertambah dingin" ..Ya saat itu memang sudah penghujung akhir musim penghujan, tetapi angin malam memang masih terasa dingin.
"Sori nih Bos, gue nelpon loe dan ngajak loe ke rumah Adi"
"Oh iya, nggak papa..gue salut juga sama loe mau nyempetin membantu teman kita yang lagi tertimpa musibah" akupun menimpali
"Iya, gue terus terang kepikiran, biasanya kalo dalam suasana seperti ini, biasanya keluarga itu dalam keadaan yang bingung dan kadangkala panik. Sehingga mereka tidak akan siap untuk segala sesuatunya. Setidaknya kita datang dan siap kapanpun mereka membutuhkan kita."
Sebuah jawaban yang terdengar lazim tapi setidaknya aku dibuatnya terhenyak dengan jawaban itu.."Wah, betapa mulianya pemikiran itu" Ucapku di dalam hati
Karena dalam kondisi seperti ini, di saat kasur dan bantal menjadi idaman setiap insan, di kala angin malam yang sejuk semilir membuat orang pun enggan bangun dari tidurnya, ternyata masih ada seorang temanku yang berpikir jauh ke depan untuk teman lamanya yang tertimpa musibah.
"Wah, gak nyangka gue kalo ternyata loe banyak berubah Mat, moga-moga niat loe ini didengar oleh Allah dan kita dipermudah untuk melaksanakan niat kita."

---------------------

...Ternyata kita memang tidak bisa menilai orang dari bagaimana dia dahulu. Dulu adalah berbeda dengan sekarang, dan sekarang berbeda dengan besok. Apa yang tampak kemarin akan bisa berubah seiring perjalanan waktu. Dan sungguh sangat beruntung bagi orang yang mengalami metamorfosis ke arah yang lebih baik seiring dengan berjalannya waktu,... ya seperti temanku ini......Ah, andai aku punya seribu sahabat sepertimu...


* = panggilan akrab, seperti: coi, pren, dll

No comments: